Rasulullah s.a.w. yang Mengarang Al-Qur’an? Teknologi Modern Menjawab: TIDAK!

ٱلرَّحۡمَـٰنُ (١) عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ (٢

Ar-Rahman (1) yang telah mengajarkan Al-Qur’an (2)” (Surah Ar-Rahman ayat 1-2)

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ‌ۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُ ۥ‌ۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan [apa yang diperintahkan itu, berarti] kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari [gangguan] manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Surah Al Maidah ayat 67)

وَلَوۡ تَقَوَّلَ عَلَيۡنَا بَعۡضَ ٱلۡأَقَاوِيلِ (٤٤) لَأَخَذۡنَا مِنۡهُ بِٱلۡيَمِينِ (٤٥) ثُمَّ لَقَطَعۡنَا مِنۡهُ ٱلۡوَتِينَ (٤٦) فَمَا مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ عَنۡهُ حَـٰجِزِينَ (٤٧

Seandainya dia [Muhammad] mengada-adakan sebagian perkataan atas [nama] Kami, (44) Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. (45) Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (46) Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi [Kami], dari pemotongan urat nadi itu. (47)” (Surah Al-Haaqqa, ayat 44-47)

—————————————

Assalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Pengantar

Nyaris tidak ada yang bisa membantah bahwa Al Qur’an yang kita pegang sekarang adalah datang dari mulut Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan secara muttawatir tiap generasinya hingga sekarang. Pengecualiannya mungkin hanya segelintir saja orientalis yang mudah sekali dibantah oleh banyak fakta penemuan sejarah juga banyaknya “hafidz qur’an bersanad”.

Akan tetapi, kemudian ada serangan yang datang dengan pendukung lumayan banyak: Rasulullah s.a.w. mengarang sendiri Al Qur’an. Banyak sekali perdebatan retorika dan sejarah yang muncul, tetapi ternyata di era teknologi modern ini justru matematika dan ilmu komputer maju sebagai pembuktian.

Author Discrimination: Jawaban Pakar Ilmu Komputer

Seorang Professor Elektronika dan Informatika dari Algeria yang bernama Halim Sayoud melakukan penelitian menarik berjudul “Author Discrimination between the Holy Quran and Prophet’s Statement” yang dimuat di jurnal ilmiah Literary and Linguistic Computing, Vol 27, No. 4, tahun 2012, yang dipublikasikan oleh Oxford University Press.

Dalam pengantarnya beliau menulis: “Tiap individu memiliki ciri khas dalam berbicara menulis, sebagaimana dijelaskan oleh Corney (2003), dan sudah lama sejarah dilakukannya penyelidikan gaya dan linguistik tentang atribusi sebuah karya pada terduga penulisnya (Holmes, 1998).”[1]

Misalnya ada dua buku atau dua transkrip pidato tanpa nama, dapat dibandingkan gaya penggunaan bahasa (misalnya penggunaan grammar, pemilihan kata, dll) di antara keduanya dan disimpulkan apakah penulisnya/pembicaranya adalah orang yang sama.

Prof Halim Sayoud mencoba menguji apakah betul Rasulullah s.a.w. yang mengarang Al Qur’an. Beliau membandingkan antara teks Al Qur’an dengan Hadist-Hadist yang meriwayatkan sabda-sabda Rasulullah s.a.w. (beliau memilih Sahih al-Bukhari sebagai sumber).

Ternyata hasil pengujiannya adalah di antaranya sebagai berikut:

  • Kata yang terdiri dari satu huruf jauh lebih sering muncul di Al Qur’an dibandingkan dalam sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadist,
  • Dalam Al Qur’an ditemukan dua kali lipat jumlah kata yang terdiri dari 9-10 huruf dibandingkan sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadist,
  • 83% kata yang digunakan dalam Al-Qur’an tidak ditemukan di sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadist, sedangkan 62% kata yang digunakan dalam sabda Rasulullah s.a.w. tidak ditemukan dalam Al Qur’an,
  • Semua sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadist memiliki suatu gaya penulisan yang tertentu ,
  • Semua ayat Al Qur’an memiliki suatu gaya penulisan yang tertentu
  • Al-Qur’an dan Sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadist tidak memiliki gaya penulisan yang sama

Kesimpulan akhirnya adalah: RASULULLAH S.A.W. BUKANLAH YANG MENGARANG AL-QUR’AN

Penutup

Kita telah mengetahui dengan pasti bahwa semua ayat Al Qur’an keluar dari mulut Rasulullah s.a.w. (bukan ditulis lho!), dan telah dibuktikan dengan teknologi modern bahwa Rasulullah s.a.w. bukanlah yang mengarang Al-Qur’an. Artinya, Rasulullah s.a.w. hanya menyampaikan saja Al-Qur’an.

Menyampaikan dari siapa? Jika kita eliminasi Allah ‘Azza wa Jal, kemungkinan jawabannya hanya dua:

  • Al-Qur’an disampaikan oleh orang lain: masalahnya, gaya bahasa yang Al-Qur’an unik dan tidak dikenal di Arab saat itu yang sedang berada di zaman keemasan kesastraannya. Kontennya juga banyak hal-hal yang tidak mewakili pengetahuan (baik sejarah maupun sains) yang ada pada zaman itu. Orang lain siapa yang memiliki ilmu ini? Banyak tulisan yang telah mengulas ini, salah satu yang menurut saya paling bagus adalah essay-essay tulisan Akh. Hamza Tzortzis yang dapat dilihat di sini, sinusino, dan sina.
  • Rasulullah s.a.w. mengarang sendiri Al-Qur’an: selain mempertimbangkan hasil penelitian Prof Sayoud mengenai gaya penggunaan bahasa, lihat juga poin sebelumnya. Dari mana Rasulullah s.a..w mendapatkan konten (baik fakta sejarah maupun sains) yang tidak diketahui siapapun pada zaman itu?

 

Karena itu, yang bisa kita lakukan hanya memunculkan lagi Allah ‘Azza wa Jal dalam kemungkinan jawaban di atas. Kita akan mendapati bahwa ini adalah jawaban yang sangat rasional, karena hanya ada tiga kemungkinan itu saja.

 

PS: Kalau tidak bisa download sendiri hasil penelitian Prof Sayoud, bilang sama saya di kolom komentar atau inbox, inshaaAllah saya kirimkan.

 

——————————–

[1] Rujukan dalam kutipan tersebut adalah Corney, M. W. (2003). Analysing E-Mail Text Authorship for Forensic Purposes. Australia: Master Thesis, Queensland University of Technology dan Holmes, D. I. (1998). The evolution of stylometry in humanities scholarship. Literary and Linguistic Computing, 13(3): 111–17