Kenapa Saya Memilih IIUM (Part IV of IV)
PERTANYAAN 4: KAMU KE MALAYSIA MAU MENGEJAR “SESEORANG”?
Nah ini dia yang sangat lucu. Pertama, yang ingin saya klarifikasi, adalah bahwa sekarang saya tidak punya pacar orang Malaysia atau orang manapun yang sedang berada di Malaysia. Mungkin ada yang akan berkata kok kebetulan saya beberapa kali dalam tahun 2016 ini ke Malaysia, tapi memang kepentingannya ada. Lah wong sekali karena conference, sekali karena kebetulan transit di sana untuk penelitian. Mungkin ada ‘seseorang’ yang anda fikir adalah ‘dia’. Saya tahu siapa yang anda fikirkan, dan saya beri tahu bahwa dia lulus tahun 2016 sedangkan saya baru akan memulai kuliah bulan Februari 2017!
Yang kedua, tolonglah. Objektiflah. Model penelitian saya yang makin mengadopsi Islamization of Knowledge ya sudah lama, dan sampai sekarang sudah lumayan publikasi saya (baik akademik maupun non akademik) yang menggunakan model ini. Salah satu yang mempengaruhi saya dalam keilmuan ini adalah bukunya Muhammad Iqbal The Reconstruction of Islamic Thought yang udah coklat buduk entah berapa tahun ada di lemari bapak saya. Dan sudah hampir setengah tahun ini saya aktif dalam kelompok kajian ilmiah multidisipliner yang berlandaskan Islamisasi Ilmu Al Attas. Di sana saya sudah mempresentasikan konsep islamisasi ilmu yang inshaaAllah adalah salah satu blueprint penelitian saya ke depan, yang sebelumnya juga pernah saya presentasikan di forum Kuala Lumpur International Islamic Studies and Civilization Conference.
Setelah semua yang telah saya lakukan, semua yang sedang saya lakukan, semua yang rencananya akan saya lakukan dengan arah keilmuan ini yang pusatnya memang di IIUM. Apa ya iya kesimpulannya adalah “saya mengejar seorang cewek”? Terus terang saya merasa sangat terzolimi dengan penarikan kesimpulan seperti ini.
KESIMPULAN
Sebetulnya ada satu pertanyaan lagi, yaitu “apakah IIUM itu cukup credible untuk masuk ke dalam list LPDP?”. Jawabannya jelas ya, untuk bidang Agama. Dan sudah saya jelaskan di mana keunggulannya, beserta penjelasan kenapa bidang saya adalah bidang Agama (sekaligus juga bidang hukum). Akan tetapi, rasanya sebagai penutup saya ingin menanggapi pertanyaan ini dengan mengutip langsung apa yang dikatakan Reviewer LPDP atas Draft Ph.D Research Proposal saya.