TULISAN SAYA DI REPUBLIKA: KISAH DI BALIK FOTO SAYA

Assalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Alhamdulillah, tanggal 24 April lalu artikel saya berjudul “Ekstremisme Islam pada Pilkada DKI” dimuat di Republika Online (tulisan dapat diakses dengan klik link ini). Alhamdulillah juga, saya mendapatkan banyak sekali feedback positif yang sebagian berbentuk penyemangat dan sebagian lainnya berupa kritik yang sangat membangun untuk saya perhatikan pada tulisan-tulisan mendatang.

Akan tetapi, ada satu aspek pada artikel ini yang ternyata dikomentari:

Nada (di Facebook) : “Mukamu itu loh bang mengalihkan beranda facebooku..”

Ayin (di Facebook) : “Wajahmu mengalihkan duniaku”

Prof Sigit (di grup WA) : “Fajri, tampak* ganteng di Media…..”

* saya pernah mengomentari iklan produk pemutih wajah dan gigi, yang biasanya memakai redaksi ‘tampak lebih putih’ karena ternyata putihnya itu artificial a.k.a. nggak beneran. Jadi saya ketawa sendiri begitu lihat pesan Prof Sigit (padahal barangkali yang mengomentari iklan pemutih dengan cara itu mungkin cuma saya saja yang suudzon haha)

Dan sebenarnya banyak lagi yang agak kepanjangan kalau saya tulis semua. Bagi anda yang belum lihat, beginilah penampakannya:

JENG JEEENG

 

Yang banyak tidak diketahui adalah latar belakang pemilihan foto ini. Ada kisah yang bagi saya agak lucu.

Jadi, ketika artikel sudah akan dimuat, saya diminta untuk memberikan foto close up wajah atau foto setengah badan. Sayang sekali saat itu saya tidak pegang komputer. Yang ada hanya di ponsel. Bisa buka galeri ponsel, atau bisa juga buka di Facebook tapi signalnya sedang lambat sekali.

Setelah saya gali gali, saya memilih satu pasfoto yang saya pakai untuk apply Visa Malaysia, lalu saya crop foto saya dengan bimbingan skripsi saya (bahunya masih keliatan dikit hahaha maaf ya nduk) untuk foto setengah badan. Tapi saya beri catatan, barangkali lebih bagus yang setengah badan karena pasfoto saya ekspresinya agak galak. Padahal saya nulis tentang ekstremisme: bukan kombinasi yang bagus.

Tapi kemudian saya diminta untuk mencari foto yang bukan portrait melainkan landscape. Sedangkan foto di atas adalah portrait. Oke, saya gali lagi foto-foto saya. Dan di sini saya sadari bahwa saya jarang sekali foto sendirian. Banyaknya foto dengan orang lain, yang mana kalau di crop akan jadi portrait.

Saat itu yang saya temukan berbentuk landscape dan tidak bersama orang lain ada sih. Tapi walau bukan sama orang lain, foto-foto tersebut adalah bersama dengan KUCING.

Saya sampaikan apa adanya kepada editor: yang landscape dan tidak dengan orang lain, adanya dengan kucing. Boleh atau tidak. Beliau berkata boleh.

Akhirnya tiga foto ini yang saya kirim ke beliau:

 

 

 

Walaupun foto yang bawah itu ternyata ada adek saya juga, jadi sebetulnya nggak cocok. Tapi waktu memilih kok lolos dari pengamatan saya.

Ternyata setelah artikel saya dipublikasikan, telah kita ketahui semua bahwa akhirnya sang Editor memilih foto saya yang awal yaitu yang Portrait.

Yah, saya cuma menulis ini karena nggak terbayang saja bagaimana komentar orang kalau ternyata salah satu foto saya dengan kucing itu yang akhirnya dipakai dan terpublikasikan hahahaa