Macam-Macam Jawaban Mahasiswa Dalam Ujian (Illustrated)
Selama beberapa tahun saya mengajar, ada beberapa spesies jawaban mahasiswa yang biasa saya temukan. Berikut adalah beberapa jenis yang paling sering saya temukan. Kalau ada, saya foto contoh-contohnya, inshaaAllah anonymous.
PS: Kalau kalian ada yang saya kutip jawabannya, moga jangan tersinggung ya bukan bermaksud menghina kok :3
.
Jenis Pertama: Mahasiswa Teladan
Mahasiswa yang ini menjawab pertanyaan sesuai dengan yang diminta, tanpa bertele-tele, dan akurat. Yang begini yang saya suka
.
Jenis Kedua: Mahasiswa Typo Fatal
Apalagi kalau ujian bersifat online, seringkali terjadi typo (salah ketik). Biasanya typo ini kecil saja, misalnya “Inodnesia”. Tapi kadang fatal dan bikin garuk kepala.
Memang personifikasi terhadap makhluk-makhluk selain manusia sudah lama kita lakukan, dan ada banyak karya sastra atau film tentang itu. Nah, mahasiswa ada yang jawab kayak gini (beberapa, tapi gw kasih sample satu aja):
Hebat bener ada sungai bisa nuduh-nuduh orang ya? Lengkap sekali karena kebetulan lingkungan bisa mengajukan gugatan environmental class action. Tentulah lingkungan akan diwakili manusia, dalam hal ini organisasi lingkungan. Tapi sejalan dengan jawaban mahasiswa di atas, mungkin sungai setelah nuduh-nuduh orang bisa jalan sendiri daftar gugatan kali ya?
.
Tentu kita sama-sama tidak menyetujui kelompok teroris ISIS. Tapi, apakah perlu kita menyebut mereka dengan anggota tubuh ‘itu’ di lembar jawaban?
Ada pula yang nulis begini:
Dan, mohon maaf saya memang receh tapi ada juga ini:
.
Jenis Ketiga: Mahasiswa ‘Zaman Now’
Mahasiswa yang ini kesulitan membedakan antara ngobrol dengan kawan sebaya dengan menulis ujian ilmiah.
Dan kadang, ya, mahasiswa memilih teori bukan hanya karena keunggulan atau keakuratan teori tersebut, tapi juga karena:
.
Jenis Keempat: Mahasiswa Ekspresif
Mahasiswa yang ini merasa tidak cukup mengekspresikan jawabannya dengan tulisan, melainkan harus menggambar juga.
.
.
Nah ini ada juga mahasiswa, jawab seperti ini.
.
Jenis Kelima: Mahasiswa “Mujtahid“
Mahasiswa jenis ini dapat menciptakan ilmu baru yang tidak pernah diajarkan di kelas, atau bahkan di manapun.
.
Ilustrasi yang tidak verbatim, tapi nyata pernah terjadi:
Soal: Jelaskan perbedaan antara teori deklaratif dan konstitutif terkait fungsi pengakuan sebagai syarat berdirinya suatu negara!
Jawaban Mahasiswa Mujtahid: Teori konstitutif maksudnya pengakuan berada di konstitusi negara tersebut, sedangkan teori deklaratif maksudnya negara mendeklarasikan pengakuannya.
Catatan Pak Dosen: tidak satu pun bagian dari jawaban di atas benar.
.
Jenis Keenam: Mahasiswa ‘Paling Teliti’
Mahasiswa ini biasanya sering luput pada salah satu kunci penting pada soal. Misalnya kata “kecuali” tidak terbaca.
.
Jenis Ketujuh: Mahasiswa Pengantar
Mahasiswa ini akan menghabiskan banyak waktu dan kata untuk menjelaskan latar-belakang dari jawabannya dengan panjang sekali, sampai terkadang ujung-ujungnya …. mana ya kesimpulannya?
.
Jenis Kedelapan: Mahasiswa Pemohon Ampunan
Mahasiswa tipe seperti ini seringkali menuliskan ‘surat cinta’ untuk dosennya.
.
Ilustrasi yang tidak verbatim, tapi nyata pernah terjadi:
Soal: Berdasarkan kasus di atas, berikanlah argument-argumen untuk mendukung negara A!
Jawaban Mahasiswa Pemohon Ampun: Mohon maaf mas saya tidak bisa menjawabnya. Tapi saya mahasiswa semester 12, sudah mengulang mata kuliah ini beberapa kali tapi masih belum lulus juga. Mohon kebijaksanaannya mas, karena saya betul-betul sudah mentok
.
Jenis Kesembilan: Mahasiswa Mengutip Dosennya
“Jawaban saya benar, karena bapak sendiri yang bilang begitu”
.
Jenis Kesepuluh: Apa isi otak anda?
Jawaban salah satu mahasiswa
silahkan ditafsirkan sendiri
.
Jenis Kesebelas: Mahasiswa Peng-Empus
Silahkan anda nilai sendiri ya:
Ini saya benar-benar berjihad untuk melawan hawa nafsu untuk memberi nilai bonus sekedar karena mPusnya, tapi nanti kena kemplang sama boss.
Dan pada akhirnya, empus-empusan pun terus berdatangan masuk ke hati.
Edit Oktober 2022: dari kelas-kelas baru pun mulai berdatangan <3
.
Jenis Keduabelas: Lost In Translation
Hati-hati kalau menerjemahkan bahasa Inggris ke Indonesia, atau sebaliknya Indonesia ke Inggris.
Memang betul dalam hukum internasional dikenal “monisme PRIMAT hukum nasional” dan “monisme PRIMAT hukum internasional”. Tapi tidak bisa diterjemahkan sebagai “primate” ya.
Science Daily mendefinisikan “Primate” sebagai: A primate is any member of the biological order Primates, the group that contains all the species commonly related to the lemurs, monkeys, and apes, with the latter category including humans.
.
Kemudian, asas “rebus sic stantibus” adalah salah satu pengecualian dari asas “pacta sunt servanda”. Asas ini berbahasa Latin, bukan Indonesia. Maka jangan diterjemahkan jadi seperti ini ya:
Ada pula yang sebenarnya bahasa Inggrisnya sangat baik, tapi terkadang kita berfikir apakah kadang pemilihan kata yang ‘unik’ sebenernya merupakan freudian slip.
Sebenarnya pada dasarnya ‘abstinence‘ artinya bisa untuk ‘menahan diri dari melakukan sesuatu [apapun]”, tapi pada kebiasaannya mayoritas penggunaannya adalah untuk sesuatu yang amat sangat khusus. Masalahnya, ini bicara konteks voting sedangkan di Indonesia kan pemilu caranya dengan mencoblos. Untung saja di PBB berbeda.
Masih tentang Freudian Slip, saya pernah mengisi kuliah umum di suatu kampus lain. Salah satu poin saya adalah terkait decolonization of knowledge. Oleh dosennya, para mahasiswa diminta menulis rangkuman materi. Seminggu kemudian si dosennya itu mengirimkan salah satu hasil tulisan mahasiswanya sebagai berikut:
.
Nah pada UAS semester ganjil 2022, muncul spesies baru untuk subkategori ini nih.
Penasaran deh, ini si mahasiswa yang gak ngerti terus nyalahin yang nulis, atau memang seribet itu bahasanya ya? hahaha
.
Berikutnya, ada lagi nih mahasiswa yang statementnya agak berbahaya nih:
.
Masih soal Freudian Slip, ternyata bisa jadi yang korslet bukan mahasiswanya tapi yang baca. Coba lihat ini mahasiswa ada yang ngutip siapa nih:
.
Jenis Ketigabelas: Mahasiswa Peminta Maaf
Saya heran, kalau mahasiswa menjawab di kelas itu sering sekali memulai dengan “Mohon maaf kalau jawaban saya salah, tapi menurut saya…” padahal jawabannya seringkali betul. Sedangkan kalau ujian, yang jawabannya ngawur malah jarang ada yang minta maaf sebelum menjawab.
Tapi sesekali ada mahasiswa yang meminta maaf atas kekurangannya.
Tentu kita maafkan, tapi bukan melupakan.
Nilai tetap objektif.
.
Ada juga mahasiswa yang kirim email seperti ini waktu ngirim jawaban ujian:
Saya kok membaca bagian yang digarisbawahi itu, langsung terbayang lagu Seperti Yang Kau Minta (Krisye) ya?
.
Jenis Keempatbelas: Mahasiswa Bingung
Kadang saya bingung membaca jawaban mahasiswa, tapi setelah saya fikir-fikir kok kayaknya si mahasiswa ini sebenarnya lebih bingung daripada saya ya?
.
Eh kemudian, ini ada pula mahasiswa ditanya soal legalitas serangan bunuh diri (suicide attacks) dalam hukum internasional. Jawabannya panjaaang, tapi terus ada ini nih:
Duh, ya pastilah menantang untuk mendakwa dan mempidana pelaku bom bunuh diri.. karena.. mereka.. sudah bunuh diri :(((((((((((((((((((((((((((((((((((((
.
(PS: iya gw tau, bisa aja superior responsibility atau perintah atau aiding abetting etc etc but still come on)
…
Jenis Kelimabelas: Mahasiswa Nyontek?
Memang di era teknologi sekarang, banyak hal yang dulunya tidak mungkin sekarang jadi mungkin
Terus, itu kan menurut kacamata kamu. Kalo menurut kamu sendiri gimana?
.
BONUS BONUS
Ini bukan jawaban ujian, tapi percakapan via WhatsApp dengan Mahasiswa pasca ujian
.
Juga bukan jawaban ujian, tapi ini baru banget kejadian, ketika typo autocorrect bisa menjerumuskan:
.
Juga bukan insiden ujian, tapi sebuah peristiwa bersejarah yang terjadi saat sedang kuliah online.
Sebenarnya insiden tersebut sangat mengharukan, dan bahkan berpotensi menginspirasi insiden-insiden yang berpotensi lebih brutal tapi juga lebih mengharukan:
.
Nah, ini ada pula mahasiswa yang dikasih soal, malah gw balik dikasih soal sama dia.
Terus mau nyogok dosennya, minta nilai bagus in exchange for jawaban
Maka saya punya tanggapan buat kamu ya anakkuuu:
- Kayaknya artis zaman kita udah beda. Mungkin yang kamu sebut saya nggak tau, yang saya sebut kamu nggak tau LoL
- Saya bangga, ada mahasiswa yang nge-fans sama legal scholar (Thomas Pogge).. Saya email orangnya ya nduk :3
.
.
Nah, kali ini bukan lucu ya. Tapi saya sukak banget, ini mahasiswa nulis paper dimulai dengan puisi tapi nyambung dan smooth bangettt