KELAS 3 SD: BEBERAPA KISAH LUAR BIASA
Dulu saya menjalani Sekolah Dasar di SDNP IKIP Jakarta, sekarang sudah berubah jadi SDN Rawamangun 12 Pagi. Pada tahun 1995-1996, saya menempuh kelas 3 di sana, tepatnya kelas 3b dengan wali kelas Bu Ratna Warsini. Jadi ceritanya sedang bernostalgia nih saya, ada beberapa kisah luar biasa yang kepingin saya bagi. hehehe
Kisah 1: Be’ol Di Celana
Pada suatu hari, pelajaran sedang berjalan seperti hari-hari pada umumnya. Kami duduk di meja masing-masing, menyimak penjelasan Bu Ratna dan mencatat apabila diperlukan. Tiba-tiba, ada yang teriak “iiih M***a be’ol di celana!”
Catatan: maaf kalau anda kecewa, yang be’ol di celana bukan saya.
Langsung terjadi pergerakan yang sangat besar sekali. Separuh kelas langsung menggeser meja dan kursi mereka supaya mepet ke tembok kanan, dan separuhnya lagi menggeser supaya mepet ke tembok kiri.
Meninggalkan M***a sendirian di mejanya di tengah, dengan seonggok sesuatu di kakinya. Dia tidak beranjak, masih mencatat pelajaran dengan mata sudah berkaca-kaca, sambil dipandangi oleh seluruh kelas.
.
Kisah 2: Prajurit Sedih di Karnaval Hari Pahlawan
Ketika hari pahlawan sudah mendekat saat itu, saya sangat-sangat kepingin pakai baju tentara. Saya saat itu kepingin banget jadi tentara, walaupun sekarang kalau ingat cita-cita itu sambil lihat perut ya ketawa lah. Akhirnya, saya minta ibu saya untuk membelikan baju tentara.
Kami pergi ke Pasar Senen (ktsi) untuk mencarinya. Susah sekali mencari yang pas untuk saya, entah terlalu besar atau terlalu kecil. Catatan untuk anda: saat itu saya belum gendut, terserah mau percaya atau enggak (baru mulai menggendut mulai kelas 4-5). Sampai akhirnya ketemu satu baju tentara yang ukurannya teramat sangat ngepas, terasa agak kekecilan tapi ya cukup.
Antara saya terlalu excited, capek muter-muter, dan abangnya bilang “cukup kok itu cukup”, akhirnya saya beli baju itu. Dengan tegang saya menunggu hari-H, dan akhirnya tiba!
Ketika saya belum lama sampai ke sekolah, karnaval masih lama, saya jumpalitan main perang-perangan. Semangat betul karena akhirnya merasakan pake baju tentara. Sampai tiba-tiba…
KREEEEEEEEEEEEEEEEK!
Celananya robek, guedeeee banget! Asyemmmm…. Kemudian saya ngumpet di kamar mandi, dan teman saya Resfiyati (orangnya ada di FB saya sekarang hahaha masih inget nggak ya insiden ini?) mencarikan solusi. Hasilnya?
Sekitar setengah jam kemudian, karnaval dimulai, dan ratusan anak SDNP IKIP Jakarta berparade di sekitar Rawamangun dengan beraneka kosum. Ada tuh satu anak yang bajunya sudah keren sekali pakai baju loreng layaknya seorang prajurit yang siap bertempur, tapi celananya?
Celana pendek merah seragam SD.
Sumpah kesel banget gue.
.
Kisah 3: Nabi Yusuf a.s.
Salah satu pelajaran yang paling memorable bagi saya adalah pelajaran Bahasa Indonesia, ketika kami diminta bergiliran maju ke depan kelas untuk bercerita. Perlu diingat bahwa setahun sebelumnya saya belum bisa Bahasa Indonesia sama sekali, jadi untuk saya bisa menyukai pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah kemajuan besar.
Biasanya satu anak maju sekitar 5-10 menit lalu gantian dengan yang lainnya. Tentu satu pertemuan tidak cukup untuk sekelas, sehingga hanya bisa maju sebagian lalu sisanya bergiliran selama beberapa pertemuan berikutnya. Saat itu saya sedang suka-sukanya membaca kisah-kisah para Nabi, saya tidak ingat cetakan siapa tapi buku-bukunya agak lebar dan tipis. Akhirnya saya memilih untuk membawakan kisah Nabi Yusuf.
Ketika Bu Ratna memanggil saya, mungkin baru satu atau dua anak yang maju pada pertemuan itu. Tapi cerita saya memakan waktu sangat-sangat lama, mungkin lebih setengah jam, tapi saya tidak ditegur. Saya begitu menikmati bercerita, dan (nampaknya) teman-teman dan Bu Ratna juga suka mendengarkan cerita saya.
Setiap yang selesai pasti diberi tepuk tangan. Tapi entah perasaan saya atau bagaimana, ketika saya selesai rasanya tepuk tangannya paling gemuruh dan panjang. Mungkin kejadian ini salah satu sebabnya saya suka sekali bercerita sekarang.. hehe..
.
Kisah 4: Roti Sosis
Kisah ini adalah campuran antara ngakak 100% dan trauma seumur hidup MAKASIH YA ADEK. Pernah saya angkat di post tersendiri dalam bahasa Inggris. Silahkan dicek di sini.
MAKASIH YA ADEK
.
Kisah 5: Artefak Sejarah
Mungkin sekitar Sembilan tahun setelah saya meninggalkan kelas 3 SD itu, saya sudah kelas 3 SMA. Kebetulan saya sekolah di SMA Labschool Jakarta, yang mana ia satu kompleks dengan SDNP IKIP Jakarta dan SMP Labschool Jakarta. Sehingga kalau mau nostalgia tinggal jalan sedikit saja. Tapi lama sekali saya tidak main ke SD, apalagi setelah adik saya sudah masuk SMP (kami satu sekolah terus).
Tapi suatu hari saat kelas 3 SMA, saya kepingin main ke SD untuk bernostalgia. Setelah berputar-putar, tiba-tiba ada suara yang sangat familiar memanggil saya. “Fajri!” suaranya adalah suara ibu-ibu, yaitu Bu Ratna. Rupanya beliau saat itu masih mengajar. Baru saya mau menyapa, tapi beliau lebih dulu berkata “kamu tunggu di situ sebentar” lalu beliau bergegas pergi. Oh iya, kelas kami ada di lantai dua.
Setelah saya tunggu beberapa saat, Bu Ratna pun kembali dan membawakan sesuatu untuk saya. “Ini Ibu ketemu ini, dan ibu simpan siapa tahu ketemu kamu lagi” katanya. Ternyata sebuah dasi pramuka yang bertuliskan “Fajri 3b”