Pembimbing Skripsi/Thesis/Disertasi Kelamaan Ngoreksi Draft Kamu?

Pernahkah kamu kesal (dan gak tiba-tiba melayang) atau bahkan tertunda lulus karena pembimbing skripsi atau thesis atau disertasimu kelamaan memeriksa draftmu sampe mingguan atau bahkan bulanan? Atau, kemarin minta A lalu hari ini A disalahin? Yuk kita bahas di sini untuk melihat kemungkinan penyebab dan potensi penyelesaian! Dengan pengalaman sebagai pembimbing maupun terbimbing (dan tanya kiri kanan), inshaAllah saya bahas dua hal (a) kemungkinan-kemungkinan penyebab, dan (b) beberapa kemungkinan solusi.

KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN PENYEBAB

Di sini ada beberapa faktor yang mungkin berpengaruh yang bisa saya identifikasi (silahkan komen kalau ada yang lain, inshaAllah saya tambahkan):

Pertama, sebagian dosen memang menyebalkan, tidak peduli sama sekali dengan kalian, bahkan secara aktif mempersulit. Bagi saya agak sulit menyangkal bahwa ada dosen-dosen seperti ini, dan saya berdoa saya bukan termasuk dosen yang seperti ini.

Kedua, dosen-dosen sangat sibuk sehingga memang waktu yang tersedia sangat sedikit untuk kamu, beda dengan kamu yang mungkin sudah tidak ambil mata kuliah lagi (atau tinggal ngulang). Bahkan kesibukan itu seringkali membuat sebagian dari kami jadi sakit-sakitan. Penting dicatat: kadang ini karena ketidakmampuan kami mengorganisasi diri, kadang karena atasan yang kurang manusiawi, kadang dua-duanya sekaligus. Ini masalah besar yang kadang mahasiswa tidak tahu.

Ketiga, seorang mahasiswa akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk memikirkan skripsinya tercinta itu. Tiap hari malam, bahkan pas tidur dimimpiin, udah kayak toxic relationship lah ya. Sedangkan buat kami para pembimbing, maaf banget tapi skripsi kamu hanya satu di antara banyak skripsi dan thesis dan disertasi dan tugas dan riset dan bahan ajar dan lain-lain yang harus kami baca.

Tidak realistis bagi kami untuk mendedikasikan waktu dan perhatian kepada skripsi kamu, sebanyak kamu mendedikasikan waktu dan perhatianmu. Sehingga, kami bisa jadi lupa sendiri dengan apa yang kami sampaikan, lupa skripsimu sampai mana, atau bahkan lupa nama kamu. Jadi kamu Cuma revisi beberapa poin di Bab IV, kami jadi harus baca semua ulang dari awal supaya ingat lagi. Dan poin ini kadang (tidak selalu) harus dibaca bersama-sama dengan poin Pertama dan Kedua di atas.

Keempat, skripsi tidak sesuai dengan bidang minat khusus si dosen pembimbing sehingga mager dan/atau perlu waktu sedikit extra untuk mencerna. Perlu diketahui bahwa tidak semua dosen pembimbing ditugaskan untuk membimbing skripsi/thesis yang sesuai dengan bidang minat risetnya. Walaupun seharusnya dosen itu ‘expert’, tapi (a) expertise itu makin lama makin khusus dan bukan umum, (b) tetap saja kalau tidak sesuai dengan kekhususan akan butuh lebih banyak effort untuk ‘tune in’, dan (c) dosen juga manusia yang terdampak oleh mood.

Apakah hal-hal ini adalah justifikasi? Mungkin ya untuk sebagian dan tidak untuk yang lainnya, tapi bukan itu poin saya. Mungkin menjadi titik mula dari beberapa solusi yang bisa dilakukan, atau setidak-tidaknya kita mungkin bisa sedikit memaklumi.

KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN SOLUSI

Berikut adalah beberapa alternatif solusi yang sebagiannya bisa dilakukan bersama-sama, dan sebagian lainnya dipilih tergantung situasi:

Pertama, bisa tanya kakak tingkat atau teman yang sudah berpengalaman dengan para dosen-dosen pembimbing skripsi/thesis/disertasi. Juga bisa tanya ke dosen pembimbing akademik (atau dosen manapun yang kamu nyaman ngobrol) tentang kolega-koleganya. Ini bagus banget lho, karena (a) mereka mungkin sudah pengalaman dibimbing oleh koleganya yg lebih senior, (b) mereka definitely punya insider information yang mahasiswa nggak tau, dan (c) jujur, sering banget ada hal-hal tentang dosen yang mahasiswa tuh salah faham. Tanyakan tentang bidang minat dosen, karakter pribadi, kesulitan dan kemudahan yang khas pada masing-masing dosen, dan pengalaman-pengalaman lain yang mungkin bisa membantu.

Kedua, diskusikan dengan dosen pembimbing di awal (dan di setiap jadwal bimbingan kalau dirasa perlu). Bagaimana ritme pembimbingan yang sama-sama enak untuk kalian? Beliau bisa mengoreksi dalam berapa lama, kira-kira? Tentu tidak semua dosen kooperatif, dan yang kooperatif pun bisa jadi di tengah jalan ada aja masalahnya. Tapi tidak semua begitu, dan tidak ada ruginya melakukan step ini.

Ketiga, kalau memang dosen pembimbingnya segitunya tidak kooperatif dan menyulitkan, GANTI! Tanyakan prosedurnya, lalu ganti saja. Tentu saya juga sadar ganti pembimbing itu kadang sulit karena melibatkan baper dan bisa jadi si mantan pembimbing yang malah menguji dan jadi masalah, tapi ya tidak selalu seperti itu ya. Intinya, ini salah satu opsi yang bisa ditempuh tergantung situasinya. Silahkan konsultasikan ke teman-teman atau dosen-dosen yang kiranya nyaman ditanyai atau berwenang untuk memutuskan.

Keempat, buatlah sistem bimbingan yang lebih terorganisasi. Ini bisa dari dua sisi, yaitu dari dosennya (saya baru mau memulai sistem baru) ataupun dari mahasiswa yang berinisiatif. Ada beberapa poin di sini:

  • Kalau berbalas email, upayakan untuk selalu reply saja supaya jadi semacam ‘thread’. Jangan tiap mau ngirim sesuatu pake email baru, karena kalau saya udah sering lupa bahasan sebelumnya apa (apalagi kalo lu lama revisinya) dan nyari-nyari lagi email sebelumnya tuh repot banget.
  • Buatlah “matriks revisi/progres”! Intinya, buat sebuah tabel yang mengidentifikasi (i) apa masukan dari pembimbing di korespondensi sebelumnya, (ii) apa tanggapanmu, (iii) apa yang kamu revisi dan di halaman berapa revisinya. Saya belum ada contoh tabel matrix revisi/progress untuk bimbingan skripsi (baru mau saya mulai, kalau sudah ada contoh nanti saya upload inshaAllah), tapi ini ada contoh tabel matrix revisi pasca sidang skripsi yang prinsipnya ya sama aja intinya supaya penguji gampang memeriksa revisian. Coba lihat halaman 2 dst, bagaimana si mahasiswa menyebutkan apa masukan dari penguji, menjelaskan apa yang sudah dia revisi, dan menyebutkan halamannya. Penggunaan warna font merah – hitam-nya sangat membantu dan enak dibaca. CATATAN PENTING: kalau kita menambahkan teks di naskah skripsi, nomor halaman bisa berubahkan jadi waspadalah dan pastikan keakuratan nomor halaman yang kalian sebutkan.
  • Di file skripsi/thesis revisi, aktifkan “tracked changes” sebelum merevisi (buka tab “REVIEW” lalu klik icon à TRACK CHANGES). Dengan begini, akan kelihatan apa saja yang sudah kamu tambahkan. Kekurangannya, si dosen belum tentu ingat masukannya apa (sampe harus direvisi seperti itu) jadi baiknya dikombinasikan dengan poin (b) di atas.
  • Terutama kalau sudah lewat Bab 1, selalu berikan daftar isi (beserta nomor halaman) yang serinci mungkin sampai ke sub-sub-babnya. Ini akan membantu kami melakukan “helicopter view” atas skripsi kalian, atau bolak balik dari satu bagian ke bagian yang lainnya tanpa perlu cari-cari manual “subbab ini di halaman berapa ya tadi”. Selalu tuliskan juga judul skripsimu, karena betulan kadang-kadang kami lupa.

Kalau si dosen tidak meminta seperti ini, tidak apa-apa berinisiatif sendiri. Misalnya bilang aja “Untuk memudahkan, berikut saya lampirkan juga matriks revisi/progress untuk menunjukkan apa yang sudah saya revisi, dan semoga berkenan file revisi saya aktifkan tracked changes” gitu.

Mohon maaf sekali, mungkin bagi kalian akan agak merepotkan. Tapi 1 jam extra yang kalian habiskan untuk membuat hal-hal di atas, inshaAllah akan dibalas dengan dosen yang lebih mudah mengoreksinya dan kamu mendapatkan jawaban dengan lebih cepat (tapi kalo dosen nyebelin, itu obatnya susah ya maaf).

Demikian, semoga bermanfaat dan membantu kelancaran proses pembimbingan teman-teman ya. Kalau ada masukan atau tambahan, bisa kirim komen dan inshaAllah akan saya coba jawab semampunya.