Pengalaman Beasiswa LPDP: Beberapa Catatan dan Tips
Assalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Alhamdulillah, saya adalah dua kali penerima beasiswa LPDP. Pertama kali saya dapat tahun 2013 untuk menempuh studi Master (S2) di University of Edinburgh (United Kingdom) di tahun itu juga, alhamdulillah saya termasuk di angkatan pertama yang diberangkatkan melalui beasiswa ini. Kedua kalinya adalah pada tahun 2016 saya menerima “beasiswa lanjutan” untuk menempuh studi Doktoral (S3) di International Islamic University of Malaysia, yang studinya dimulai Februari 2017 lalu dan sekarang masih saya tempuh.
Banyak pihak yang bertanya pada saya tentang proses serta tips and tricks untuk mendapatkan beasiswa LPDP. Saya pun menjelaskan sejauh yang saya ketahui (dan ingat), tapi kemudian ada yang menyebut “bermanfaat sekali ya yang membagi pengalaman dan tips beasiswa di blog mereka”. Saya sadari bahwa saya belum melakukannya. Maka semoga bisa saya lakukan dalam tulisan ini.
InshaaAllah tulisan ini akan dibagi menjadi dua bagian:
- Prosesnya secara umum dan beberapa catatan dari saya
- Memahami beasiswa LPDP, dan mempersiapkan diri terhadapnya dari jauh jauh hari tahun
Semoga bermanfaat!
- PROSESNYA SECARA UMUM, DAN BEBERAPA CATATAN DARI SAYA
Sebetulnya mudah saja digugel cari di website resmi LPDP, semua informasi ada di sana. Tapi ini ada catatan dari saya yang menjalani. Catatan: bisa jadi ada pengalaman berbeda dari orang lain, dan ada beberapa hal yang baru dan di zaman saya belum ada.
Ke-nol, jangan khawatir soal ‘beasiswa LPDP tidak halal’
Memang dana beasiswa LPDP yang digunakan sebagai pembiayaan beasiswa ini adalah dikelola secara konvensional, sehingga memang bisa jadi bercampur dengan riba atau laba investasi non-halal. Akan tetapi, ada dua catatan di sini.
Kesatu, sebagaimana seorang Ustadz menjelaskan pada saya, berlaku kaidah fiqih “suatu harta yang haram, bila ia berpindah melalui akad yang halal maka tidak berpindah keharamannya”. Dalilnya antara lain adalah karena Rasulullah s.a.w. pun berniaga dengan orang Yahudi yang sudah pasti hartanya bercampur riba. Perlu dicatat bahwa kaidah ini berlaku untuk harta yang haram karena cara memperolehnya, bukan karena zatnya (jadi hibah babi tetep haram ya mas mbak).
Kedua, kalaupun tidak bisa diterima argument di atas, ternyata LPDP membagi dua pengelolaan. Ada satu yang pendanaan konvensional dan ada yang pendanaan Syariah. Nanti setiap kali kita mengajukan pendanaan (setelah diterima nanti), kita bisa pilih di aplikasi online-nya, apakah mau pendanaan konvensional atau Syariah.
Untuk yang kedua ini, saya nggak paham model pengelolaan investasi Syariah itu seperti apa. Saya sih manut saja lah ulama-ulama yang expert dan sudah memberikan guidelines untuk melakukannya. Tapi jika anda memang nggak mau juga, dan terlalu khawatir akan keharamannya, maka mungkin beasiswa LPDP bukan untuk anda, dan saya doakan anda mendapat yang lebih baik. Karena Rasulullah s.a.w. bersabda:
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (Musnad Imam Ahmad)
Pertama, ketahuilah bahwa beasiswa LPDP ini adalah beasiswa FULL untuk S2 atau S3. Bisa dalam atau luar negeri.
Ada list universitas yang dapat diterima oleh LPDP, daftar ini selalu di update setiap tahunnya dan dapat dicek di website. Untuk list universitas tahun 2017 silahkan klik link ini.
By the way bisa saja aplikasi universitas di luar list LPDP, jika memang kita bisa membuktikan ada sebuah keunggulan khusus di universitas tersebut walaupun secara umum mungkin universitasnya kurang bagus atau tidak masuk list LPDP. Contohnya saya sendiri, karena IIUM sampai dengan tahun 2016 hanya diterima untuk jurusan agama (dihapus total di list 2017). Padahal saya ambil jurusan hukum. Saya meyakinkan LPDP bahwa riset saya studi komparatif hukum sekaligus fiqih (sekarang malah jadi 90% fiqih setelah diskusi dengan pembimbing) sehingga masuk jurusan agama. Selain itu ada serangkaian dokumen yang harus saya submit, ini juga bisa dicari di website LPDP ya (antara lain surat rekomendasi dari KBRI setempat, lulusan program tersebut, asosiasi profesi, dlsb, di sini saya agak kreatif, kalau ada yang minat universitas di luar list LPDP mungkin kita bisa diskusi terpisah, monggo japri, email, atau komen).
Periksa dengan teliti apa saja yang dicover oleg LPDP. Tuition, health insurance, visa application, living allowance (termasuk akomodasi, arrange by yourself), book allowance, biaya seminar, biaya penelitian, tiket menuju tempat studi (di awal) dan tiket pulang (di akhir) etc. Juga kalau anda mau bawa anak/istri/suami, atau ketika studi menikah atau nambah anak, ada tambahan tunjangan, silahkan cek semuanya. Ada di website.
Periksa juga misalnya kalo anda sudah jadi dosen ber-NIDN maka tidak boleh daftar LPDP. Ada beasiswanya sendiri. Kalo belum jadi dosen bisa, atau dosen tapi belum ber-NIDN. Dan jika anda berasal dari daerah terpencil ada kelebihannya juga (saya lupa difabel ada atau tidak), silahkan cek di website.
FYI tidak harus jadi dosen atau PNS, yang penting anda dapat membuktikan profesi anda (atau cita cita anda) bermanfaat bagi Indonesia. Nanti akan dihajar waktu interview untuk membuktikan ini. Nanti akan kita bahas inshaaAllah.
Kedua, daftarlah online, kemudian aka nada seleksi berkas.
Ada list berkas yang dibutuhkan, prinsipnya adalah iqra. BACA ya apa saja dokumennya, monggo dicek di website. Kapan ada bukaan pendaftaran online? Konon tahun ini (2017) Cuma buka sekali, tahun lalu bisa 4x, tapi kelihatannya kebijakan soal ini bisa berganti ganti.
Beberapa catatan khusus tentang tahap ini:
– LoA (surat penerimaan di universitas tujuan) itu tidak wajib, tetapi bisa mejadi nilai plus. Bukan nilai plus yang membuat otomatis diterima. Hanya satu saja dari sekian banyak kemungkinan plus lain yang bisa anda dapatkan. Jika sudah mendapatkan LoA, selamat! Pastikan tanggal masuk studinya adalah 6 bulan setelah waktu anda mendaftar LPDP. Kalau belum ada LoA, akan diberi waktu 1 tahun untuk mencari LoA.
– Surat rekomendasi: cari dari tokoh masyarakat (bisa tapi tidak harus dosen) yang sekeren dan sebeken mungkin. Kalau anda tidak mengenal tokoh masyarakat satupun, ya, piye jal
– Jika tujuan anda adalah universitas luar negeri, pastikan anda bisa berbahasa Inggris (atau Bahasa yang digunakan di negara dan program studi tujuan). Ingat bahwa ini bukan sekedar mendapatkan nilai IELTS/TOEFL yang jadi syarat, tapi juga apakah anda bisa survive belajar dan hidup di sana!
– Perhatikan syarat minimum IPK!
– Untuk membuat essay, perhatikan semua ketentuan yang ada ya. Jangan sampai ada yang miss. Saya meng-upload essay yang dulu saya gunakan untuk daftar LPDP di link ini.
Ketiga, Interview, Essay On The Spot, and Group Discussion.
Jika anda lolos seleksi berkas, akan lolos ke fase ini. Selamat!
Sayangnya di zaman saya tahun 2013 saya hanya mengalami interview (yang lain belum ada), sedangkan untuk “beasiswa lanjutan” itu Cuma seleksi berkas saja. Jadi untuk Essay On The Spot dan Group Discussion monggo tanya yang lain saja.
Tapi ada beberapa catatan penting tentang interview yang saya alami:
– Saya batch seleksi gelombang pertama, waktu itu bermasalah karena antar interviewer banyak yang standarnya tidak sama (karena ada buanyak interview dibagi di ruang ruang yang berbeda dengan interview yang beda beda). Misalnya, ada yang dites nyanyi Indonesia raya dan jika tidak hafal langsung digagalkan. Saya tidak mengalami ini.
– Salah satu pertanyaan pertama yang diajukan oleh salah satu interviewer adalah “Kenapa kamu gendut? Kamu tahu kan penyakitnya orang gendut?”. Yah, kadang-kadang agak random pertanyaannya.
– Mereka mempertanyakan pilihan negara dan universitas saya (khusus di kasus saya, “anda orang hukum biasanya daftar ke Belanda, kok ke Inggris)/
– Kadang mereka memberikan pertanyaan yang menguji sesuatu. Misalnya saya, ditanya “kenapa ‘Cuma’ apply University of Edinburgh? Kenapa nggak Oxford atau Cambridge?”. Di sini mereka ingin mengetahui mentalitas saya ini apakah orang pesimis atau bagaimana. Nasehat saya untuk anda, jika memilih sebuah universitas pastikan karena anda suka programnya atau karena itu yang terbaik. Jangan pesimis dan “realistis, saya ndak berani apply” (kecuali syarat formalnya memang anda tidak memenuhi, misal minimum IPK dll). Jangan sampai pesimisme anda menghalangi kesempatan anda!
PS: mahasiswa saya ada yang membuktikan ini. Dia mau daftar Oxford nggak berani, jadi apply yang lain dan sudah diterima. Saya nasehati dia. Kenapa nggak berani? Hal terburuk yang akan terjadi adalah ‘ditolak’. Akhirnya dia daftar dan diterima di Oxford University (so proud of you!!)
– Mereka menanyakan tentang kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler saya dan apa manfaatnya bagi saya, lalu program studi tujuan dan apa manfaatnya bagi Indonesia (inshaaAllah ini akan saya bahas lebih detail di bawah nanti ya. Ini adalah pertanyaan yang penting dan inti soalnya)
– INI SANGAT PENTING, SALAH JAWAB BISA LANGSUNG GAGAL: ini sebuah pertanyaan prinsip, tapi kadang –seperti yang saya alami—disembunyikan dalam bentuk pertanyaan yang lain. Intinya, mereka ingin tahu apakah saya akan betulan kontribusi ke Indonesia, bukannya nanti akan kabur kerja di luar negeri. Tapi mereka membungkusnya sebagai pertanyaan tantangan “apakah anda berani bekerja di lembaga internasional yang high profile dan sangat menantang?”.
Dua sub catatan saya tentang poin ini.
Sub-Pertama: konon lumayan banyak yang gagal di sini. Dikira ini beasiswa hadiah buat orang keren. Bukan, ini beasiswa investasi untuk Indonesia. Jangan sampai salah kira ya (ini juga inshaaAllah saya bahas di bawah nanti)
Sub-Kedua: tolong jujur ya, jangan Cuma gombal kepret doang. Ngomong mau berbakti ke negara, tapi kemudian banyak yang kabur. Konon ada awardee LPDP yang kabur, dan saya menyaksikan juga ada beberapa awardee yang bermental kampret seperti ini. Please, kalopun anda nggak beriman pada Allah ya tahu diri lah.
INTINYA. Ada tiga hal yang akan membantu anda dalam interview:
- Memahami tujuan beasiswa LPDP, dan mengetahui apa yang mereka cari
- Memiliki bukti bahwa anda bisa memberikan apa yang anda janjikan
- Tenang dan percaya diri saat interview.
Keempat, PK.
Nah, PK ini sangat merepotkan. PK adalah “Persiapan Keberangkatan”, yang pada intinya adalah berisi banyak macam hal seperti seminar seminar atau pelatihan pelatihan. Semacam karantina lah begitu, lima hari. Model PK sekarang adalah bahwa anda yang sudah diterima beasiswa LPDP (melalui semua proses yang disebut di atas) akan dikelompok-kelompokkan, dan anda akan menjadi Event Organizer untuk PK anda sendiri. Dan sebelum hari H, akan buanyak sekali tugas tugas yang akan anda harus persiapkan.
Saya tidak mengalami PK yang seperti ini. Zaman saya 11 hari, tapi tidak serumit ini. Saya dulu hanya enjoy saja dan berusaha berpartisipasi dengan baik.
Anda juga, baiknya ikuti saja lah dengan baik PK ini dan dikerjakan semua tugasnya. Oke?
Kelima, persiapan sebelum berangkat.
Intinya ya siap-siap mau ke luar negeri sih. Ada beberapa hal yang sangat penting yang ingin saya sampaikan di sini:
– Kuasai mekanisme mekanisme LPDP yang bersifat online, misanya simonev dan sipendob untuk pengajuan keuangan dan lain lainnya. Hidup anda akan bergantung pada ini!
– Pastikan anda punya paspor yang sisa masa berlakunya cukup.
– Dapatkanlah Visa Studi secepat mungkin. Pahamilah apa saja yang dibutuhkan, selidiki juga jangka waktu aplikasinya dan lain sebagainya.
– Carilah sumber yang otoritatif, yaitu website kedutaan besar negara tujuan atau semisalnya. Jangan ‘katanya si A, B, C’ kecuali dia memang petugas kedutaan, jangan ngarang aturan sendiri jangan bikin pengecualian sendiri, prinsipnya satu saja: sami’na wa atho’na oke? Nurut saja. Jangan bikin masalah, jangan sok kritis dan analitis atau berijtihad di sini.
– Ada kasus orang-orang yang waktu bawa dokumen ke kedutaan ternyata ada yang ketinggalan atau apa lah, sekali lagi jangan sok-sok-an bikin aturan sendiri jangan sok-sokan nego, jangan sok-sokan “aduh masa balik lagi sih”, dan jangan “coba coba aja siapa tau”. Daftar visa itu nggak kayak daftar KTP yang kalo nggak lengkap ya bisa dilengkapi nanti. Anda akan ditolak, dan penolakan terhadap visa akan jadi catatan gelap di pendaftaran-pendaftaran visa anda untuk masa mendatang!
– Jika anda berkunjung pada negara-negara non-Muslim, riset dulu tentang lokasi masjid dan tempat-tempat makanan halal.
– Ada baiknya juga riset tentang jam shalat, karena kalau di UK bisa sangat fluktuatif nggak kayak di Indonesia (misalnya di musim dingin subuhnya bisa jam 9 pagi, di musim panas subuhnya bisa jam 2.45 pagi). Di sana biasanya masjid memberikan print out jadwal shalat sebulan, kantongi dan sering dicek tiap harinya ya.
– Cek juga tentang praktek ibadah setempat, siapa tahu ada sedikit perbedaan. Bagi yang Muslim, khususnya yang hobi teriak “WAHABI” dan pergi kalau imamnya tidak menjahrkan bismillah dalam shalat jahriyah, berlapang dadalah ketika anda nanti mengetahui bahwa Cuma mazhab anda sendiri yang menjahrkan bismillah (3 mazhab lain sedunia: Hanafi, Hanbali, Maliki) justru tidak. Atau, hati-hati jangan duduk tawarruk kalau jamaah dengan orang mazhab Hanafi dan Maliki, karena mereka tidak duduk tawarruk dan mereka bisa kesodok dan marah. Masa nanya mazhab tiap ketemu orang? Tentu tidak, tapi (a) sadari bahwa perbedaan-perbedaan ini ada dan peka-lah terhadap sekitar, (b) belajarlah bertoleransi dan menyesuaikan di hal-hal khilafiyah kecil seperti ini.
– Risetlah tentang sistem kesehatan di negara tujuan. Selain untuk administrasi aplikasi asuransi (yang dicover oleh LPDP), ketahuilah cara-caranya. Belajar sistem bisa juga dilakukan kalau sudah sampai sih tapi ya kalau bisa sejak awal, mungkin akan bagus.
Keenam, selama dan ketika selesai studi.
Pertama di sini, tolong jaga nama baik Indonesia. Negara kita punya banyak PR, jelas. Kekurangan, banyak sekali. Tapi negara kita punya banyak keindahan dan kelebihan untuk kita syukuri. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, belalah reputasi Indonesia tanpa berbohong.
PS: saya mengalami tuh kuliah International Criminal Law, dan ditanya “itu Prabowo katanya mau jadi calon presiden?” saya njawabnya agak susah. hahaha
Kedua, jangan kerja sampingan kecuali jadi asisten dosen (ini aturan LPDP yang kayaknya relative baru). Dan, walaupun jadi asisten dosen, sadar kapasitas juga jangan sampai nilainya drop.
Ketiga, aktiflah dalam kegiatan-kegiatan ilmiyah dan non-ilmiyah di kampus. Tunjukkan bahwa anda orang bermanfaat, dan inshaaAllah ketika anda pulang banyak yang akan kehilangan anda. Tapi juga sadari kapasitas, jangan sampai terlalu sibuk berkegiatan sampai nilai jeblok.
PS: ada mahasiswa asal Korea di-DROP OUT karena absensinya jebol (kalau di UK seperti ini aturannya). Kenapa absensinya jebol? Keasikan main online game. Tolonglah, jangan bikin malu Indonesia.
Keempat, baca kontrak baik baik. Pulanglah setelah selesai, tunaikanlah janji anda saat interview dan PK dulu. Mungkin anda bisa menemukan prospek yang agak berbeda (misalnya anda tadinya berjanji meneliti X, tapi kemudian malah meneliti Y), itu nggak apa apa asalkan masih untuk Indonesia lah. “Melanggar janji” adalah salah satu ciri orang munafik, dan saya berharap anda tidak menjadi begitu. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, saya sudah menyaksikan orang-orang yang bermental munafik seperti ini. Sedih jika kalangan munafik ini juga ada di kalangan intelektual. Yang saya pahami adalah tidak mungkin Indonesia dulu dijajah begitu lama oleh Belanda, kalau bukan karena adanya orang-orang munafik!
- MEMAHAMI BEASISWA LPDP, DAN MEMPERSIAPKAN DIRI TERHADAPNYA DARI JAUH JAUH HARI TAHUN
Untuk mengetahui bagaimana “menjual diri” untuk LPDP, bagi saya sangat penting sekali memahami sifat beasiswa LPDP. Maka hal ini bukan hanya penting untuk anda yang baru saja atau sebentar lagi lulus, melainkan juga untuk anda yang masih lama lulusnya.
Nah, saya sudah pernah mengetik di sumber lain nih. Daripada mengetik ulang, bolehlah saya kasih link saja ya?
Ada lima jawaban di selasar.com terhadap pertanyaan “apakah tips dan triks untuk mendapatkan beasiswa LPDP”, tapi rekomendasi saya adalah wajib baca adalah setidaknya dua jawaban (silahkan klik saja di namanya) yaitu:
- oleh Hana Fitriani (baca ini pertama ya), lalu:
- oleh saya sendiri i.e. Fajri M. Muhammadin (jangan baca kalau belum baca tulisan Hana).
Untuk melihat kelima jawaban, bisa klik di sini.
Demikian, semoga bermanfaat ya.. Kalau ada yang mau ditanyakan lebih lanjut, monggo via komentar, email, atau cara-cara lain.
PS: mau dikasi foto tapi nanti ya nyusul haha
Assalamualaikum. alhamdulillah sy dapat artikel yg bagus dan menginspirasi. mau nanya
1. Sy rencana mau lanjut s2 di IIUM dgn jurusan Sejaran dan Peradaban Islam, ada tips untuk interview g mas?
2. Saya dengar stlh lulus di iium sblm memulai perkuliahan mahasiswa luar harus masuk kelas persiapan bahasa sekaligus belajar budaya disana selama setahun, jd 3 tahun. apakah 1 thn itu masuk beasiswa lpdp atw biaya sendiri?
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa IIUM sudah dihapus dari daftar universitas tujuan LPDP, sayang sekali. Tapi itu untuk daftar 2017. Kita berdoa ya supaya untuk list 2018 dimasukkan lagi. Akan tetapi, walaupun tidak, bisa jadi anda bisa mencoba melalui mekanisme “non-list”. Ada caranya untuk mencoba mendaftar ke universitas yang tidak ada di daftar LPDP, dengan mekanisme khusus. Selain melengkapi berkas berkas tambahan, anda harus bisa berargumen untuk membuktikan bahwa walaupun universitas yang anda tuju tidak ada di list LPDP tapi khusus jurusan yang anda tuju itu bagus sekali dan sulit mencari padanannya.
Anda harus mengargumentasikan keunikan IIUM pada jurusan-jurusan seperti ini.
Selain itu, salah satu dugaan kami kenapa IIUM dihapus dari list adalah karena IIUM sering menerima mahasiswa yang kemampuan bahasa Inggrisnya kurang, tapi kemudian diwajibkan ikut kursus bahasa (CELPAD namanya) sebelum mulai kuliah. Itu akan memperlama studi lumayan signifikan, padahal untuk S2 LPDP memasang standar maksimal 2 tahun. Jadi ada bagusnya anda mengambil IELTS atau Toefl PBT/iBT, dan pastikan memenuhi minimum standard IIUM sehingga tidak perlu ikut kursus tersebut. Kalau anda belum memenuhi standar bahasa Inggris tersebut, selain jauh lebih riskan untuk LPDP-nya juga mungkin anda perlu memikirkan apakah anda bisa survive selama perkuliahan jika secara bahasa terkendala. Memang Malaysia bahasanya agak mirip dengan Indonesia (lumayan tapi masih agak jauh), tapi kuliah dilaksanakan dalam bahasa Inggris.
Menuju pertanyaan anda:
1. Tipsnya sama dengan tips umum yang ada di artikel. Tapi tentu sebelum interview anda harus lolos seleksi berkas dan juga tes online. Saya berdoa supaya anda bisa lolos.
2. Itu namanya Foundation Year. Itu adalah SEBELUM kuliah, dan hanya untuk yang kuliah S1 saja. S2 dan S3 tidak perlu memikirkan itu. Dan, juga, tidak semua jurusan dan kampus menerapkan seperti itu. JAdi anda tidak perlu mengkhawatirkan.
Semoga membantu, kalau ada yang kurang monggo jangan sungkan untuk bertanya lagi.
Salam,
bermanfaat sekali mas
Terima kasih banyak, alhamdulillah kalau bermanfaat.
Terima kasih banyak, alhamdulillah kalau bermanfaat.
Maaf ini agak nggak nyambung, tapi bener pengen nanya. Bapak saya PNS, apa saya bisa dapat beasiswa S2 ?
Wah, ini pertanyaan saya baru pernah dengar. Bapak saya juga PNS kok, alhamdulillah saya dapat dapat aja kalau LPDP sih (bahkan dua kali). Nggak ditanya juga bapak saya pekerjaannya apa. Entah kalau ada aturan baru, tapi saya belum dengar.
Kalau beasiswa selain LPDP saya nggak tahu ya apakah ada syarat tersebut (banyak kawan dapat beasiswa macam-macam dari berbagai tempat, saya belum pernah dengar ada syarat begitu sih).
Jadi jangan khawatir ya.. Hehe.. selamat berjuang!
Assalamualaiku Pak Fajri,
Pak, saya alumni jurusan hukum namun bekerja sebagai PNS dgn jabatan analis kepegawaian di sebuah instansi negara.
Saya ingin menanyakan ketika mau mendaftar LPDP, saya menuliskan kontribusi utk indonesia sekaligus kaitannya dengan jabatan saya saat ini,
Atau related ke ilmu hukum nya ?
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh,
Saya tidak bisa menjawab secara pasti. Tapi yang saya lakukan dalam menjelaskan “kontribusi” adalah menjelaskan dua hal sekaligus:
1. Kontribusi apa yang ingin saya lakukan, kenapa ia penting untuk bangsa, dan bagaimana kuliah lanjut S2-S3 akan membantu mewujudkan itu.
2. Kontribusi apa yang telah saya lakukan selama ini yang kiranya menunjukkan (a) bahwa saya memang berniat kontribusi, dan (b) saya punya kemampuan untuk melakukan apa yang saya janjikan.
Untuk gambaran, berikut essay2 yang saya tulis untuk daftar LPDP pada tahun 2013.
http://fajrimuhammadin.staff.ugm.ac.id/2018/02/20/essay-essay-saya-untuk-lpdp-pk-2-tahun-2013/
Saya tidak mengklaim essay saya bagus, tapi beginilah tafsiran saya tentang maksud “kontribusi”.
Semoga bermanfaat, dan semoga dilancarkan!
Assalaamu ‘alaykum bg..
smog slalu dlm kesehatan dan ridho Allah..
Saya mau tanya singkat aja nih.. apakah memang ada beasiswa lpdp yg ditanggung hanya biaya UKT saja..
trimakasih
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh…
Aamin, semoga sehat dan diridhoi Allah juga.. Untuk pertanyaannya, saya mohon maaf nggak tau e.. Zaman saya dulu sih rasanya nggak ada. Entah zaman sekarang. Silahkan dicek di website LPDP langsung saja, informasinya lengkap 🙂
Assalamualaikum.Trmksh pak Fajri atas infonya. Saya dan suami sedng intip intip info LPDP.Tapi yang pendaftaran untuk tahun 2018 kok belum ada ya? apa ada perubahan?
Wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Setahu saya sekarang memang hanya setahun sekali Ibu. Tanggal pastinya saya kurang tahu. Banyak yang menanyakan hal serupa nampaknya, dan saya belum ketemu jawabannya hehehe..
Ditunggu saja Ibu, nampaknya LPDP juga sedang luar biasa sibuk sekali dan konon ada masalah anggaran. Mereka melayani kami (penerima beasiswa) dengan baik sekali padahal kami ada ribuan. Mungkin sedang agak kerepotan..
InshaaAllah kalau ada informasi akan saya komen di sini ya Bu. Tapi sementara boleh sering2 dicek, atau malah coba ditanya ke Customer Service Officer. Mereka aktif kok menjawab pertanyaan baik email maupun telpon.
Semoga Ibu dan suami diberi kemudahan untuk beasiswanya… Dan coba coba Bu, siapa tahu ada opsi beasiswa lain juga 🙂
Assalamualaikum
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih karena postingan ini memberikan pencerahan. Saya berencana daftar beasiswa LPDP tahun 2018. Saya ingin bertanya tentang bukti fisik dari beberapa kegiatan organisasi dan kegiatan bakti sosial. saya pernah menjadi anggota organisasi ketika SMP-SMA-PT dan mengikuti beberapa kegiatan sosial. Sayangnya, bukti fisik beberapa organisasi dan kegiatan sosial tidak ada, terutama kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal. apa tetap saya masukan sewaktu input online? ketika verifikasi berkas dan tidak ada bukti fisik seperti SK, sertifikat, dll dari orgaisasi dan kegiatan itu bagaimana? Terimakasih
Wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh. Kalau sekarang saya kurang tahu apakah ada perubahan. Zaman saya dulu begini:
1. Verifikasi fisik ada waktu wawancara tapi di bagian sertifikat kegiatan dia nggak terlalu detail cek satu persatu.
2. Saya orang hukum yang teledor. Saya tahu pentingnya dokumen, tapi semberono jadi banyak yang sudah hilang. Tp karena orang hukum, saya jadi tahu juga bisa mengakali dengan minta surat keterangan ke lembaga masing masing tempat saya pernah mengabdi. Kadang mereka bisa bikin surat untuk kita, kadang mereka minta kita yang buat lalu mereka ttd. Jadi seorang pejabat yg berwenang (misalnya kepala sekolah) membuat keterangan bahwa anda (tulis nama lengkap) pernah melakukan apa, pada tahun berapa (kalo bisa tanggal itu lebih bagus), lalu ttd (+cap kalo ada).
Demikian, semoga membantu 🙂
Assalamualaikum bpk Fajri, sungguh informasi yang menginspirasi bagi saya tentang pengalaman (kesuksesan) bapak dalam mendapatkan beasiswa LPDP. Terima kasih banyak telah mau berbagi..
Saya ingin bertanya terkait pentingnya linearitas program studi S1 dengan program studi magister yg akan dipilih, apakah sangat berpengaruh? Karena saya sendiri berasal dari program studi S1 Ekonomi Pembangunan, ingin mengambil magister program studi Studi Kebijakan. Mohon pencerahannya, Terima kasih.
Wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh. Terima kasih banyak. Alhamdulillah, Allah memberi hadiah sekaligus amanah untuk saya…
Terkait pertanyaan anda, ada salah satu awardee seangkatan saya yang S1nya Teknik tapi S2nya ambil pendidikan lho! Linearitas tidak terlalu penting. Yang terutama di sini adalah anda bisa menjustifikasi pilihan anda sesuai apa yang sudah saya jelaskan di blog saya ini.
Selamat berjuang 🙂
Wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh. Terima kasih banyak untuk informasinya pak. Semoga sehat selalu.
amiin terima kasih… dan sama sama…
sama-sama.. semoga bermanfaat
terima kasih tips dan triknya
http://cheat99.com
http://pusatonline88.com
http://setanonline.com
http://setancasino.com
http://cinemaonline18.com
Assalamu’alaikum
pak tau beasiswa ISRA ngga, kalau tau itu kuliah nya di mana sih?, soalnya mereka ngga nyantumin di mana kuliahnya gitu, barangkali pas di sana bapak punya teman dari beasiswa ISRA hehe
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh,
ISRA itu semacam pusat riset dan konsultan dalam bidang Islamic Finance. Mereka menyediakan beasiswa bagi mereka yang S1-nya Syariah untuk melanjutkan S2 di bidang Syariah atau Islamic Finance di Malaysia. Menurut linknya: https://www.isra.my/full-scholarship.html boleh kuliah S2 di mana saja di Malaysia, monggo dipilih saja mana yang bagus bila tertarik (tapi tunggu periode tahun depan ya, karena tahun ini sudah tutup pendaftarannya). Setahu saya kalau untuk Islamic Finance ada dua yang berkompetisi keras untuk posisi terbaik: IIBF di IIUM vs INCEIF. Untuk Syariah (jurusan-jurusan diniyah), yang terkenal adalah IIUM dan USIM kalau tidak salah. Tapi monggo dicek lagi, siapa tahu ada kampus-kampus lain yang memiliki kekhususan tertentu dalam ilmu Syariah atau Islamic Finance. Good luck!
Assalamualaikum mas Fajri. Saya sedang persiapan untuk daftar beasiswa S2 LPDP dalam Dalam Negeri. Mohon maaf mas, saya boleh minta alamat emailnya? Karena setelah saya baca, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan dan saya merasa bahwa mas Fajri adalah orang yg tepat untuk saya ajak berdiskusi terkait beasiswa LPDP ini?.
wa’alaykumsalaam warahmatullaah.. silahkan email ke fajrimuhammadin@ugm.ac.id
Izin Save alamat e-mailnya yaah Mas Fajri ??
Silahkeun
Butuh IELTS 7.5 untuk beasiswa keluar negeri + aneka kebutuhan lain
Future school of English, yang memiliki program GARANSI 7.5, mencari 100 kandidat untuk dididik secara GRATIS untuk mencapai IELTS 7.5 + digaji, sebagai duta & project percontohan.
Syarat:
Min. 16 th – tidak terbatas
Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya.
Mau berkomitment untuk belajar dengan sungguh-sungguh demi mencapai IELTS 7.5.
Tersedia 100 beasiswa 100% untuk mencapai IELTS 7.5, bagi mereka yang serius belajar dan mau mengejar beasiswa keluar negeri + aneka keperluan lainnya.
Lokasi: Kelapa Gading, Jelembar dan harapan indah.
Info:082110869259 / 0813 1663 4102
terima kasih atas artikel yang bermanfaat ini…
http://judiqiukiu.com/
http://idnsakongqq.com/
http://www.agenbandarsakong.com/
http://super10online.com/
http://infosakong.net/
http://infobandarqonline.com/
http://bandarqsakongonline.com/
http://agenbandarceme.com/
http;//permainanbandarq.com/
Subhanallah sangat menginspirasi sekali kak, kebetulan saya kavita ramadhani skrg sedang menjalankan kuliah s1 smt 5 jurusan fisioterapi , saya punya rencana untuk meneruskan s2 di luar negeri karena itu mimpi saya , setelah membaja tulisan kakak, saya sangat sangat bersemangat untuk mewujudkan mimpi saya, saya ingin banyak sharing dengan kakak yang memiliki pengalaman yang sangat mengesankan , apakah saya boleh meminta email kakak untuk sharing tentang studi dan saran dari kakak? Terimakasih 🙂
Waah.. Bismillah semoga bisa tercapai keinginannya.. Silahkan bisa email ke fajrimuhammadin@ugm.ac.id
Why users still use to read news papers when in this technological globe all is existing on web?
1. Reading online is not always convenient
2. Electricity and internet is not everywhere
Assalamualaikum mas Fajri.
Sangat menginspirasi sekali tulisannya 🙂
Saya ingin bertanya Mas, kebetulan saat ini saya dalam proses seleksi LPDP namun saya baru sadar terdapat bukti fisik pengalaman organisasi dan seminar yg sudah saya masukkan ke website online LPDP ternyata hilang namun saya memiliki bukti scannya (karena saya cukup rajin scan hehe), dan juga terdapat beberapa seminar atau organisasi yang hanya memberikan softcopy via email sertifikat2 tsb.
Kira-kira apakah bukti scan atau softcopy tersebut sudah cukup ya Mas? Atau mungkin dapat dibantu dengan bukti fisik semacam kartu peserta, foto keikutsertaan dan sebagainya?
Terima kasih sebelumnya Mas.
Kalau saya merenungkan pengalaman saya dulu, mereka tidak terlalu memusingkan bukti kegiatan. Saran saya minimal diprint saja scannya itu untuk ditunjukkan pada saat verifikasi, semoga itu cukup. Tapi kalo ekstra rajin, bisa juga dimintakan legalisir dari print out tersebut.. Agak berlebihan sih, tapi kalo pengen ekstra aman mungkin bisa begitu.. Hehe
Semoga dimudahkan prosesnya ???
Terimakasih banyak infonya pak…
Ini ada yg mengganjal pikiran saya…apakah peluang beasiswa reguler lpdp untuk pekerja swasta/ tidak bekerja dengan orang yg bekerja dipemerintahan ato dosen sama peluangnya?makasih atas jawabannya pak….
Terima kasih atas pertanyaannya.. Kalau apakah peluangnya sama, saya tidak tahu.. Yang saya tahu adalah bahwa begitu banyak kawan2 penerima beasiswa LPDP yang bekerja di swasta. Banyak juga yang ketika menerima beasiswa masih belum punya pekerjaan, tapi tentu mereka bisa membuktikan bahwa mereka punya rencana rencana hebat untuk bangsa dan punya kemampuan untuk memenuhinya pasca selesai studi kelak. Logika yang sama ada pada para pelamar dari pekerjaan swasta, dosen maupun PNS..
wah makasih infonya pak
saya mau nanya, S2 di UK kan rata2 durasinya 1 tahun.
kira2 lpdp itu mau menanggung biaya kulliah part time ga ya ?
apa hanya menerima kuliah full time saja ?
Dulu ketika saya pernah lihat ada yang tanya, seingat saya itu LPDP ndak mau kalau kuliah part time. Saya kurang tahu kalau ada perubahan kebijakan ya… hehe..
Asalamualikum pak saya mau bertanya.. rencananya saya ingin mencoba ikut beasiswa s2 LPDP thn 2019. Saya lulusan PTN s1 jurusan pariwisata, baru lulus tahun 2018 ini pak.. saya masih bingung soal penulisan rencana studi, untuk kita bisa menulis apakah sama dengan awal kita saat menulis skripsi? Kita harus mencari masalahnya terlebih dahulu? Selain itu apakah jurusan lpdp akan menerima mahasiswa yg mendaftar ke beda jurusan dari background S1 nya? Saya lulusan pariwisata tapi tertarik mengambil S2 ilmu administrasi publik? Apakah mungkin pak?
wa’alaykumsalaam warahmatullaah..
Sebelumnya saya ucapkan SELAMAT atas kelulusannya ya mbak ^_^ welcome to the jungle hehehe
Untuk penulisan rencana studi, bukan seperti skripsi. Prinsipnya kita menulis tentang apa yang ingin kita capai pada program S2-nya nanti. Misalnya mbak pengen ngambil ilmu administrasi publik, nah jelaskan di sana mau ambil mata kuliah apa saja dan rencana mau nulis thesis apa, gitu. Tapi semuanya dirangkai pada satu tujuan utama dan berkaitan dengan essay-essay lainnya.
Siapa tahu membantu, silahkan cek essay-essay saya dulu seperti ini http://fajrimuhammadin.staff.ugm.ac.id/2018/02/20/essay-essay-saya-untuk-lpdp-pk-2-tahun-2013/ mungkin bisa sebagai gambaran bagaimana saya dulu menulis rencana studi. Perkara kemudian berubah pikiran di tengah jalan nggak papa (saya berubah pikiran di tengah jalan lho hahaha).
Sedangkan untuk pertanyaan kedua, jawabannya adalah boleh tapi dengan syarat. Zaman sekarang adalah zaman multidisipliner. Kita tidak bisa survive hanya dengan satu ilmu saja. Saya pribadi menggabungkan ilmu hukum dengan ilmu fiqih dan aqidah (tapi ilmu keislaman saya belajar tradisional, bukan kuliah khusus). Kolega saya ada yang S1-S2 hukum internasional, lalu S2 lagi arkeologi dan sekarang S3 menggabungkan hukum internasional dan arkeologi. Ada pula awardee LPDP yang satu angkatan dengan saya, S1 dia ambil Teknik (saya lupa teknik apa, mungkin teknik mesin) tapi dia daftar LPDP untuk S2 bidang ilmu pendidikan.
Karena itu, sangat boleh sekali berpindah jurusan. Syaratnya adalah kita harus bisa menjustifikasi perubahan tersebut, bagaimana kombinasi keilmuan yang ingin kita lakukan bisa kemudian bermanfaat untuk tujuan utama yang kita janjikan di essay-essay yang lain itu. Karena LPDP itu sebetulnya nomor satu yang dilihat adalah ya tujuan utama tersebut untuk membantu membangun Indonesia. Kalau mbak bisa menjelaskan bagaimana kombinasi ilmu pariwisata dengan ilmu administrasi publik bisa sangat bermanfaat (bukan hanya secara umum saja, tapi harus bisa menjelaskan dengan rinci), inshaaAllah itu akan baik.
Silahkan cek ini terkait mempersiapkan tujuan utama saat mendaftar beasiswa LPDP: https://www.selasar.com/answer/1851/Apakah-tips-dan-trik-untuk-mendapatkan-beasiswa-LPDP
semoga bermanfaat ya.. kalau masih ada yang mau ditanyakan, monggo bisa via komen di sini atau bisa juga via email pada halaman profil saya..
Website Sekolah Gratis https://www.idsch.id
Semangat terus ya mas untuk menulis artikel bermanfaat seperti ini. Sehat selalu
Artikelnya bagus sekali pak, sangat menginspirasi. Jempol 2 buat bapak
Maskasih atas sharinya om..
novied
Japan
vandiblog
Budi Utomo
intensedebate my
about.me
sejarah
Anjir keren om pengalamannya, mau tanya kalau mahasiswa yang ektensi misal awalnya d3 terus ekstensi ke S1 masih berkesempatan ngak ngambil beasiswa LDP ini??
Maksudnya gimana ini.. Beasiswa untuk S1 ekstensinyakah? Kalo iya, sayangnya ndak bisa.. Krn LPDP hanya beasiswa S2 atau S3.
Atau maksudnya untuk S2 setelah S1 ekstensinya selesai? Kalo iya, inshaaAllah bisa. Walaupun ekstensi, asalkan S1 dari universitas yang terakreditasi harusnya bisa.
Assalamu’alaikum pak terimakasih atas informasi yang bermanfaat ini. Saya baru saja menyelesaikan study S1 dari perguruan tinggi swasta di kota saya. Saya mau bertanya apakah bisa saya mendaftar kuliah keluar negeri jika perguruan tinggi saya status akreditasinya masih C sedangkan prgram studi saya sudah akreditasi B ?? Dan juga untuk surat rekomendasi, jika dari dosen apakah wajib dosen tersebut sudah S3 ataukah boleh dosen yang S2?
Demikian pertanyaan saya mohon jawabannya wassalamu’alaikum ??
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
Terima kasih atas komentarnya. Dan, selamat atas kelulusannya!
1. Soal akreditasi universitas/prodi asal: Sepemahaman saya, persoalan akreditasi A vs B vs C ini cuma internal Indonesia saja. Di luar negeri nampaknya tidak memikirkan hal itu. Sepemahaman saya, yang penting kita lulus dari sebuah perguruan tinggi yang diakui menurut hukum negara tempat perguruan tinggi itu berada. Entah mungkin kalau ada kampus-kampus yang secara khusus dicurigai lalu diinvestigasi, wallaahu’alam.
2. Soal rekomendasi universitas: secara umum, asalkan dosen maka dia bisa memberikan rekomendasi. Saya pun sering memberi rekomendasi studi atau beasiswa kepada mahasiswa saya, ada yang lolos ada yang tidak lolos, padahal saya belum S3 (inshaaAllah tahun depan). Akan tetapi, perlu diperhatikan bisa jadi universitas tujuan memiliki syarat khusus. Misalnya kadang dia minta rekomendasi dari dua dosen dan satu tokoh agama (di IIUM begini). Silahkan dicek di website universitas tujuan.
Semoga bermanfaat, kalau ada yang mau ditanyakan lagi jangan sungkan ya.. Dan semoga dilancarkan rencana studinya!
Aamiinn…. Terimakasih atas jawaban yang sangat bermanfaat ini pak semoga bapak selalu dalam keadaan sehat dan bisa mewujudkan segera S3 nya salam hangat dari saya di kota Jambi dan sukses selalu untuk bapak ??
Wassalamu’alaikum
Amiin inshaaAllah… terima kasih banyak!
Aslm. Mas, bgmn dng skor ielts/toefl utk PhD di luar negeri, brp skor yg dibutuhkan waktu itu?
Wa’alaykumsalaam warahmatullaah..
Kalau saya pribadi di Fak Hukum (AIKOL) IIUM itu rendah sekali standarnya, yaitu 6.0 IELTS. Dan IIUM itu agak lunak, karena kalau kurang dari itu masih bisa diterima dengan syarat sekolah bahasa dulu sampai lulus (ada sekolah bahasa khusus di IIUM untuk ini, namanya CELPAD).
Tapi ini tergantung universitas dan jurusan masing-masing. Waktu saya S2 di University of Edinburgh (UK), syarat minimalnya 7.5 (atau 7.0, saya agak lupa). Hukum biasanya standarnya cenderung lebih tinggi, dibanding misalnya teknik ktsi lebih rendah. Silahkan dicek di website kampus tujuan untuk pastinya.
Wahh terimakaish banyak
Akhirnya saya mengerti tentang lpdp. Mudah-mudahan bisa ikut nanti :v aamiin
Assalamualaikum, terima kasih Pak tulisannya sangat menginspriratif. inshaAllah Saya ingin mencoba mendaftar beasiswa LPDP reguler tahun ini. Maaf Pak jika berkenan, Saya ingin bertanya untuk LPDP reguler itu kebetulan Universitas yang Saya ingin daftar tidak tercantum di dalam list (Kyoto University), apakah menurut bapak Saya masih bisa mendaftar? Lalu beasiswa LPDP Ada 2 periode, apakah berdasarkan pengalaman bapak kedua periode tersebut bisa untuk mendaftar ke semua jenis dan semua degree dengan kapasistas yg sama? Oh ya satu lagi Pak, apakah until pendaftar beasiswa LN diwajibkan menuliskan esai Rencana Studi dan Kontribusiku untuk Indonesia dalam bahasa Inggris?
Mohon informasinya Pak, terima kasih sekali
Wassalamualaikum
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh..
Terima kasih apresiasinya. Berikut jawaban saya:
1. Sayangnya sekarang sudah tidak bisa lagi mendaftar ke universitas yang tidak ada dalam daftar. Dulu zaman saya masih bisa, ada prosedur khusus untuk itu, tapi sekarang kebijakan sudah berubah.
2. Dua periode beasiswa: kalau pengalaman saya, ndak pake gelombang dulu hehe. Tapi semua gelombang sama saja, itu yang saya tahu.
3. Untuk essay, zaman saya dulu hanya berbahasa Indonesia. Tapi sekarang sudha banyak yang berubah, antara lain soal essay. Ada “essay on the spot” juga yang mungkin dalam bahasa Inggris. Untuk lebih lengkapnya coba dicek di website resmi LPDP langsung.
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh..
Terima kasih apresiasinya. Berikut jawaban saya:
1. Sayangnya sekarang sudah tidak bisa lagi mendaftar ke universitas yang tidak ada dalam daftar. Dulu zaman saya masih bisa, ada prosedur khusus untuk itu, tapi sekarang kebijakan sudah berubah.
2. Dua periode beasiswa: kalau pengalaman saya, ndak pake gelombang dulu hehe. Tapi semua gelombang sama saja, itu yang saya tahu.
3. Untuk essay, zaman saya dulu hanya berbahasa Indonesia. Tapi sekarang sudha banyak yang berubah, antara lain soal essay. Ada “essay on the spot” juga yang mungkin dalam bahasa Inggris. Untuk lebih lengkapnya coba dicek di website resmi LPDP langsung.
Assalamu’alaikum pak. Sebelumnya terimakasih sudah menulis ttg LPDP. Sngat membantu. Saya mau tanya satu pertnyaan yg sedikit melenceng dr pembahasan teknis LPDP. Bagaimana peluang diterima y kita sebagai awardee jika orientasi setelah lulus magister adalah utk menjadi dosen? Karena kata teman saya yg awardee, klo bisa alasannya jangan itu. Terimakasih sebelumnya pak.
Wa’alaykumsalaam warahmatullaah.
Kalau simpelnya: nampaknya ndak masalah. Saya ya bilang mau jadi dosen, ini lolos LPDP sampe 2x. Ada banyak yang saya kenal juga pengalamannya sama.
Tapi saya agak khawatir dengan pertanyaannya. Bukan saya mau suudzon, tapi pertanyaan demikian mengesankan bahwa ini sedang mencari jawaban yang DISUKAI PEWAWANCARA, bukan yang SESUAI KENYATAAN. Seakan-akan aslinya mau jadi dosen, tapi bilang yang lain supaya diterima dulu.
Saya mohon dengan amat sangat. Dapatkanlah beasiswa ini dengan jalan yang berkah, dan jangan dimulai dengan berbohong. Sudah banyak rekan-rekan penerima beasiswa LPDP yang berkhianat, jangan sampai menjadi salah satunya.
Poinnya adalah pilih profesi apapun yang anda inginkan (dosen atau apapun itu) dan anda buktikan bahwa profesi tersebut adalah batu loncatan untuk membangun bangsa ini. Apabila anda dapatkan beasiswa ini, laksanakan janji anda itu kecuali anda menemukan jalan lain untuk membawa pada tujuan yang sama tapi dengan cara yang lebih baik.
Terima kasih untuk infonya bapak.
saya merupakan mahasiswa semester 8, dan semoga di tahun ini bisa wisuda ? saya ingin bertanya kepada bapak.
pertanyaan pertama, seperti yg saya liat di website LPDP disitu ad keterangan IPK 3.0 nah ipk saya sekarang 3,5 namun di semester 2 ad satu mata kuliah yang harus diulang, apakah masih bisa diterima?
Pertanyaan kedua, saya selama kuliah jarang bahkan tidak pernah mengikuti kegiatan atau organisasi. apakah mengikuti kegiatan atau organisasi merupakan suatu keharusan? atau org seperti saya bisa juga lulus?
Terimakasih bnyak bapak ?
Terima kasih atas komennya..
Pertama, yang penting total nilainya memenuhi mas.. LPDP nampaknya tidak melihat detilnya. Tapi mungkin baiknya diperbaiki nilainya (kalau sempat), karena mungkin saja kampus tujuan studi akan melihat detil. Beda ya antara pendaftaran LPDP dan pendaftaran kampus tujuan 🙂
Kedua, soal organisasi, harus banget sih tidak. Tapi dia merupakan poin plus yang besar sekali apabila organisasi tsb relevan dengan rencana studi ke depan.. Semoga poin plus yang lain bisa menutupi apabila ada yang kurang di poin yang lain.. Hehehe..
All the best yaa
Assalamualaikum… mas, ini sangat sesuai kasus saya. Kampus pilihan saya (kebetulan dpt LoA) tidak ada dalam daftar LPDP. Bisa saya minta email mas fajri biiaar enak diskusinya?? Afwan mas. Wassalam
Wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Email saya: fajrimuhammadin@ugm.ac.id
Akan tetapi saya mohon maaf harus menyampaikan kabar kurang menyenangkan bahwa LPDP sudah menghapus mekanisme pendaftaran kampus non-list LPDP. Zaman saya daftar S3 yaitu tahun 2016 masih bisa mas. Sayangnya tahun 2017 atau 2018 (saya lupa persisnya) LPDP sudah tidak membolehkan lagi daftar ke kampus di luar list LPDP.
Assalamualaikum, terimakasih atas informasi bermanfaatnya. Saya mau bertanya apa bisa ikut LPDP untuk S2 tahun depan? Saya baru lulus S1 akuntansi dan berencana ikut proses seleksi tahun dpn, apa bisa? Apa yang harus disiapkan? Apa selama setahun saya hanya bekerja/membangun usaha saja cukup? Atau harus membuat karya tulis, dan mempublikasikannya, dan memiliki sertifikasi terkait jurusan yang akan saya pilih di kemudian hari?
Wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Dalam beberapa tahun belakangan, LPDP seleksinya sekali setahun. Bila polanya tetap, maka tahun depan inshaaAllah masih bisa.
Dalam masa tunggu, bagus kalau bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyokong rencana kita. Minimal supaya bisa menjawab saat ditanya ketika interview, krn itu salah satu nilai plus. Tapi lebih utama lagi karena ilmu itu amanah untuk kita laksanakan sepanjang yang kita mampu.
Tapi sebagian orang setelah lulus perlu penghasilan. Jadi ada yang kerja dulu (tidak berhubungan dengan rencana studi), ada yang membuat usaha dulu, karena keadaan. Memang jadi nggak dapet sedikit poin plus sebagaimana yang sebelumnya, tapi bisa saja ditutupi poin-poin plus lain selama masa studi. Ada banyak kawan saya semisal ini yang lolos juga LPDP.
Atau bisa juga melakukan kedua-duanya sekaligus, ini juga sangat baik. Multitasking antara usaha/kerja dan berkarya dan pendidikan tentu agak lebih berat, tapi banyak yang melakukannya. Dengan begini, ibarat pepatah “sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui”. Saya pun melakukan itu sekarang (walau sudah tidak mencari beasiswa lagi) karena kenyataan hidup ya seperti itu hehehe..
Tapi semua dikembalikan kepada diri kita masing masing, karena keadaan kita beda-beda tentu lebih baik menyesuaikan saja mana yang paling maslahat.
All the best yaa!
mas fajar, saya ingin mengambil S2 di Reading universiy malaysia dengan bidang studi Msc Investment banking and Islamic finance, tapi kok tadi saya lihat terupdate di lpdp 2019, reading university hanya ada agriculture saja ya, apakah saya masih eligible untuk mendaftar? terima kasih
Sayang sekali berarti nggak bisa. Dulu ada mekanisme “aplikasi kampus/jurusan non-list”. Saya pun pake itu. Tapi sekarang nggak boleh lagi. Jadi ndak bisa.
Tapi untuk bidang Islamic Finance kenapa di sana? Di Malaysia ini ada kampus yang jaaaaauh lebih bagus di Malaysia untuk Islamic Finance: IIBF di IIUM, juga INCEIF (istri saya lagi S2 di sini nih), dua ini yang paling diakui dan pengajarnya adalah pakar pakar paling top.
Ada juga peluang peluang beasiswa berbagai jenis di sana. Apalagi kalau INCEIF, kalo kata istri saya relatif mudah untuk bisa dapet beasiswa minimal tuition waiver plus lowongan jadi Research Assistant juga lumayan untuk biaya hidup walaupun agak pas-pasan.
Assalamu’alaikum Pak fajar, saya Laila dari Banjarnegara.
Tulisan anda sangat bermanfaat. mau tanya Pak, apakah jika pindah program studi itu menjadi salah satu pertimbangan lolos dan tidak?
Misalkan saya kan S1 Pendidikan Fisika, ingin melanjutkan ke Fisika Murni apakah bisa?
Wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh..
Jadi intinya prodi S1 dan S2 (atau S2 dan S3) beda gitu kan ya? Prinsipnya adalah pilihan kita harus jelas manfaatnya terhadap tujuan jangka panjang kita sebagaimana saya tulis di blog ini. Mau itu sejurusan atau beda jurusan.
Kalau misalnya beda jurusan, kemungkinan besar waktu wawancara akan ditanya. Dan tentu kita harus siap menjawabnya. Kalau pewawancara suka dengan jawaban kita, alhamdulillah. Kalau mereka tidak suka, ya nasib jehehe karena itu pentingnya kita punya perencanaan yang baik di balik pilihan kita.
Kalau Pendidikan Fisika ke Fisika Murni saya rasa mungkin tidak terlalu jauh. Barangkali lebih sedikit kemungkinan ditanya. Ada yang kelihatannya lebih parah pindahnya. Saya S1 Ilmu Hukum, S2 Hukum Internasional, eh apply S3-nya Syariah. Kawan saya S1-nya Teknik, lalu apply S2-nya Ilmu Pendidikan (bukan pendidikan teknik tapi ilmu kependidikan umum). Alhamdulillah kami bisa menjustifikasi pilihan kami dan berhasil lolos beasisa LPDP.
Mau apply LPDP-kah? Semoga diberi kemudahan ya ?
Mohon maaf ketikannya typo, maksudnya Pak fajri
Thanks for sharing, Great Article
saya mohon sharingnya tentang UNAND yang tdk ada akuntansi nya… mohon email saya bos ayuayraz@gmail.com atau wa 085837414752 makasi banyakk
Maksudnya bagaimana ya mbak?
Intinya, kalau ada kampus atau jurusan yang tidak ada dalam list LPDP maka sayang sekali tidak bisa ya mbak…
Halo pak, saya mau nanya, saya diterima di Seoul National University, tp saya ga lolos seleksi Lpdp, apakah ada beasiswa yg sesuai dgn keadaan saya ini?
Halo Kezia!
Wah, sayang sekali kalau belum diterima.. Semoga ada jalan lain.. Beberapa jalan lain yang bisa dicoba adalah mencoba mencari jalur-jalur beasiswa lain, misalnya beasiswa dari pemerintah Korea atau dari universitasnya sana.. Saya sendiri kurang tahu pastinya, tapi mungkin bisa coba diexplore lagi website kampus tujuan tsb.. Biasanya ada halaman-halaman khusus yang menyebutkan opsi-opsi beasiswa.. Kadang-kadang agak susah nyarinya karena websitenya agak ribet (jangan-jangan websitenya bahasa Korea?) , tapi ya itu memang harus agak berjuang… hehehe.. bismillah, semoga dimudahkan ya.. Maaf saya ndak terlalu banyak bisa bantu ??
DIJAMIN mencapai IELTS 7.5 / TOEFL PBT 600 / TOEFL IBT 100 dalam waktu 5 – 12 bulan dan beasiswa ke luar negeri.
Untuk coba gratis hubungi 08175739363
IELTS saya 8.0, TOEFL IBT saya 112. Terima kasih atas tawarannya
Assalamu’alaikum pak faj…
Terima kasih atas Informasinya. Bisa minta alamat email bpk untuk konsultasi lebih lanjut mengenai beasiswa lpdp..
Wa’alaykumsalaam warahmatullaah.. silahkan email ke fajrimuhammadin@ugm.ac.id
Assalamualaikum Pak Fajri. Terima kasih atas kebaikan hati bapak untuk berbagi. Saat ini saya sedang kuliah semester 2. Saya ingin mempersiapkan segalanya sejak sekarang untuk bisa lolos lpdp. Mohon doanya, Pak. Semoga kebahagiaan selalu menyertai bapak dan keluarga. Aamiin.
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
Semoga diberikan kemudahan ya untuk cita-citanya.. Sukses!
Assalamu’alaikum pak. Saya mau tanya.
Apakah memungkinkan untuk daftar LPDP 2020 sementara LoA saya kuliah di UGM mulai bulan Agustus 2020?
Kalo tahun lalu, periode pendaftaran 2 tahap pak. Tahap 1 (Mei-september).
September tahap pengumumannya.
Soalnya, minat saya hanya buka 1 tahun sekali dan pendaftran di awal tahun. Masuk pertengahan tahun.
Mohon pencerahannya pak.
Terima kasih
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh. Seingat saya aturan LPDP adalah bahwa kita daftar LPDP-nya nggak boleh kurang dari 6 bulan dari tanggal kita expected mulai kuliah karena nanti nggak sempat.. Tapi mungkin coba cek ke LPDP langsung saja, siapa tahu ada solusi.. all the best yaa
Assalamualaikum
mas fajri terima ksh byk atas artikelnya yg sgt bermanfaat khususnya buat sy. Btw, sy rahmah, dulu sy lulus S1 thn 2016 jur.fisika, stlh itu lanjut mengajar disalah satu sekolah SMA di kota sy, setelah itu sy menikah dan memilih ikut suami dan resign. selama di kota suami sy sdh mengikuti privat toefl krn berencana untuk lanjut s2 dg beasiswa lpdp, blm sempat melakukan qodarulloh sy hamil dan melahirkan dan masih fokus ke baby dulu.
nah,,,rencana nya tahun ini sy ingin kembali mencoba beasiswa ini, apakah kira” msh ada kesempatan untuk sy yg sementara ini msh full time di rumah untuk lanjut study?
mohon pencerahan dan saran nya pak
terima kasih
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
Terima kasih atas apresiasinya. Semoga bayi yang lahir menjadi anak yang beriman, bermanfaat bagi umat, dan penyejuk mata bagi orangtuanya :))
Terkait pertanyaannya, inshaaAllah kesempatan itu ada asalkan memenuhi syarat-syarat administrasinya. Misalnya, batas umur dan lain-lain. Tapi sekedar karena sempat ‘istirahat’ dulu karena melahirkan inshaaAllah (sependek yang saya tahu) bukan jadi alasan penolakan.. Malah bisa jadi salah satu saksi dari kemampuan mbak dan suami membuat keputusan-keputusan yang baik, inshaaAllah… Semoga diberi jalan yang terbaik Mbak.. all the best :))
amiin allohumma amiin
matur nuwun atas doa terbaiknya mas,,semoga kembali ke njenengan dan keluarga
bismillah…semoga allah mudahkan
Assalamu’alaikum pak fajri, terima kasih karna telah berbagi penglaman yang sangat menginspirasi.
Kebetulan saya mahasiswa teknik, lulus S2 tahun 2016, lalu mengajar sebagai dosen kontrak smpai dengan feb 2019. saya berencana tahun 2020 ini melanjutkan s3 melalui lpdp.
apa mgkn bpk ada saran untuk saya terkait sleksi lpdp dalam negeri untuk jenjang s3?
wa’alaykumsalaam warahmatullaah.. mohon maaf baru membalas… LPDP untuk S3 sangat melihat dua hal: (1) manfaat proposal penelitian S3 untuk Indonesia, dan (2) publikasi ilmiah di jurnal terindeks scopus/web of science. Mudah-mudahan dilancarkan ya…
Maksih informasinya hehe maaf telat mampir
Assalamualaikum pak fajar, saya dari PTN jurusan Hukum , dan rencana saya ingin lanjut S2 hukum juga insyaAllah, doakan lolos pak ya,heheh dan tujuan negara saya adalah Australia, dan yang saya tanyakan Tentang LoA ,apa itu yang dimaksud dengan Loa, lalu bagaimana cara mendapatkannya pak.terimakasih
wa’alaykumsalaam warahmatullaah.. mohon maaf baru saya balas… LoA itu adalah letter of acceptance, alias surat dari universitas yang kita lamar yang menyatakan bahwa kita diterima. Cara mendapatkannya adalah mendaftar dan memenuhi syarat-syaratnya, inshaAllah kalau memenuhi syarat dan seleksi maka kita akan diterima dan diberi LoA. Semoga dilancarkan yaa
Assalamualaikum pak fajri, terima kasih atas informasi nya, saya jadi sedikit lebih paham mengenai lpdp ini, semakin mematangkan pendidikan lanjut S2. Semoga sehat selalu.
wa’alaykumsalaam warahmatullah.. terima kasih apresiasinya… semoga dilancarkan rencananya…
Assalamualaikum pak fajri, mohon pencerahannya…, saya minat untuk daftar beasiswa LPDP tahun ini, namun saya tdk punya prestasi diluar sekolah yang bisa saya jual, kemudian kira2 menurut pak. fahri untuk proposal penelitian yg diinginkan LPDP proposal seperti apa..
wa’alaykumsalam warahmatullaah.. Mohon maaf baru saya balas… Mudah-mudhan ada prestasi di dalam sekolah yang bisa dijual, plus proposal yang kiranya bermanfaat untuk diterapkan di Indonesia.
Assalamu’alaikum Pak Fajri, saya adalah seorang pelajar di salah satu SMA Negeri Jakarta dan sudah lama bercita – cita untuk bisa memulai S1 di Edinburgh University dengan beasiswa. Untuk pemula seperti saya, ada saran kah untuk mengambil les IELTS dan TOEFL yang bagus di mana? Terima kasih banyak?
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh… Mohon maaf saya kurang tahu juga, soalnya saya ndak pernah les IELTS/TOEFL.. mungkin coba dicek online saja, review terhadap lembaga yang berbeda-beda lalu dibanding-bandingkan…
Semoga dilancarkan rencananya ya dik…
Informasi mengenai beasiswa LPDP sulit di cari di tahun 2020, apalagi saat pandemi seperti ini. Mohon bantuan informasinya.
Salam kenal pak. Saya salah satu mahasiswa program diploma tiga penerima beasiswa bidikmisi. Apakah penerima bidikmisi bisa mengikuti Beasiswa LPDP pak ? Terimakasih pak
Salam kenal juga… Terkait bidikmisi, saya belum pernah dengar ada larangan untuk melamar beasiswa LPDP. Tapi saya belum pernah dengar beasiswa selain S2 dan S3 (juga thesis dan disertasi). Kalau lulus D3 mau daftar S1, rasanya belum pernah dengar beasiswa LPDP untuk kuliah S1..
Assalamualaikum, terimakasih sudah sharing informasi yang sangat bermanfaat. Saya mau bertanya apa bisa ikut LPDP untuk S2 di tahun 2021? Saya baru lulus S1 ekonomi dan berencana ikut proses seleksi tahun depan, apakah bisa pak? Apa saja yang perlu saya persiapkan?
wa’alaykumsalaam warahmatullahai wabarakaatuh
Agak lama sebenarnya LPDP mem-pause seleksi akibat pandemik, tapi belum lama ini buka lagi. Mudah-mudahan tahun depan buka lagi seperti biasa. Silahkan dipantengi website resmi LPDP ya.. inshaAllah di sana semua pengumumannya…
Assalamualaikum kak, izin bertanya
Saya baru lulus kuliah akhir tahun lalu
Saya ingin mendaftar lpdp tahun ini, kira2 bagaimana isi esai studi, proposal studi, dan rencana studi agar bisa lolos kak? ??
Assalamualaikum kakak, kalau informasi untuk mendaftar lpdp tahun ini bagaimana prosedurnya ya kak? saya kebetulan lulusan s1, dan pingin lanjutkan jenjang pendidikan saya ke s2. apakah masih bisa kak? mohon pencerahan nya.
Assalamualaikum kakak, kalau informasi untuk mendaftar lpdp tahun ini bagaimana prosedurnya ya kak? saya kebetulan lulusan s1, dan pingin lanjutkan jenjang pendidikan saya ke s2. apakah masih bisa kak? mohon pencerahan nya. apa saja yang harus dipersiapkan di tahun berikutnya kak jika tahun ini sudah tidak bisa
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh.. Mungkin bisa dicek langsung di website resmi LPDP ya… di sana lengkap sekali 🙂
Assalamu’alaikum Pak Fajri. Sebelumnya Jazakallahu khoiron atas pengalaman beasiswanya. Mohon izin meminta saran. Jika salah satu persyaratan di beasiswa unggulan berbunyi “diutamakan yang memiliki skor Toefl minimal 500 untuk dalam negeri”, namun hasil skor toefl yang diperoleh belum mencapai persyaratan apakah sebaiknya tetap mendaftar atau menunda dulu untuk mempersiapkan belajar bahasa inggris untuk kebutuhan beasiswa2 lainnya? Syukron atas perhatian dan jawaban yang diberikan.
wa’alaykumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh… saran saya tunda dulu, karena sepaham saya syarat administratif seperti TOEFL itu sifatnya adalah fiks dan non-kompromi. Ibaratnya, itu saringan awal sebelum kualitas2 kita yang utama akan dilihat gitu deh.. Mending dicukupkan dulu skornya, baru dicoba daftar.. itu saran saya mas.. mudah2an dilancarkan yaa.. barakallaahu fiik..
Apakah tahun ini ada pendaftaran beasiswa lpdp mas?
nampaknya ada.. monggo dicek di website LPDP langsung ya, di sana informasinya lengkap inshaAllah
Apakah cukup sulit untuk mendapatkan beasiswa lpdp ini?
Yah, susah-susah gampang hehehe
saya harap saya bisa mendapatkan beasiswa dan menjadi kebanggaan untuk orang tua saya 🙁
dari kemarin sibuk browsing soal tips beasiswa lpdp dan akhirnya aku menemukannya disini hehehehe. Sehat-sehat terus mas.
ternyata info disini sangat berguna untuk yang mencari tentang beasiswa yang bisa di dapatkan.terimakasih mas sudah memberikan informasi yang bagus ini.
Terus berkreasi adalah suatu kunci utama terus sukses
Mas, LPDP itu RIBA. Orang yang kerja di LPDP dengan THP minimal Rp20 juta, orang yang ikut beasiswa LPDP dengan anggaran miliaran. RIBA SEMUA!!!
semoga Mas perbanyak amalan pengampunan seperti istighfar, sholat tasbih, dan perbanyak shodaqoh. Agar tidak kekal di dalam neraka sebagaimana dalil Al-Quran di bawah ini:
وَاَحَلَّ اللّٰهُ الۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰوا ؕ فَمَنۡ جَآءَهٗ مَوۡعِظَةٌ مِّنۡ رَّبِّهٖ فَانۡتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَؕ وَاَمۡرُهٗۤ اِلَى اللّٰهِؕ وَمَنۡ عَادَ فَاُولٰٓٮِٕكَ اَصۡحٰبُ النَّارِۚ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya Iarangan dari Tuhannya, laIu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang Iarangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekaI di dalamnya”
(QS Al Baqarah 275)
Terima kasih banyak atas atensi dan niat baiknya untuk menyampaikan nasehat yang sangat berharga ini. Semoga Allah membalas dengan pahala yang banyak.
.
Izinkan saya berbagi terkait hal ini, sebab di awal-awal LPDP muncul memang isu tersebut sangat santer sehingga para ahlul ‘ilm banyak yang membincangkannya. Beberapa poin yang bisa saya sampaikan adalah seperti ini:
.
Pertama, ada kaidah fikih yang berbunyi intinya “harta yang haram (bukan li dzatihi, jadi haram karena cara mendapatkannya) tidak berpindah keharamannya apabila perpindahan tersebut adalah melalui akad yang halal”. Dalil dari kaidah ini adalah Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat biasa bermu’amalah (jual beli, utang piutang, dlsb) dengan kaum Yahudi Madinah. Padahal sudah mafhum bahwa harta Yahudi Madinah pasti pasti pasti merupakan harta yang diperoleh secara riba. Mengapa Nabi dan Sahabat menikmati saja harta yang mereka peroleh dari jual beli dengan kaum Yahudi yang mendapatkan banyak hartanya secara riba? Para ulama menyimpulkan dengan kaedah tadi.
.
Karena itu, ketika LPDP memperoleh harta dengan cara haram (riba), keharaman ditanggung oleh pihak LPDP. Sedangkan hasilnya beralih ke kami penerima beasiswa LPDP kan akadnya adalah beasiswa. Sebagian masyaikh menyebutnya “fasilitas negara”, sebagian menyebut “hadiah”, sebagian menyebut “kontrak jasa” (negara kasih uang, kami kasih kontribusi ilmu setelah lulus). InshaAllah bagi kami tetap halal. Demikian penjelasan para masyaikh.
.
Logika serupa, negara ini banyak juga pemasukannya dari riba atau hall-hal yang haram lainnya misalnya pajak dari khamr, atau bahkan pajak juga (sebagian ulama kontemporer menjelaskan bahwa pajak = al-maks yg diharamkan pemungutannya), dan lain-lain. Sedangkan kita sebagai warga negara menikmati jalan, jembatan, bensin, sekolah, subsidi di berbagai aspek hidup kita, dari harta tersebut. Kalau kaidah fikih tadi tidak diterima, banyak sekali hal dalam hidup kita yang jadi haram.
.
Selain itu, para pejabat LPDP juga memberikan kami pilihan apakah mau didanai dari pendanaan konvensional (ini yang riba) atau dari pendanaan syariah (ini lebih ketat dipastikan tidak ada riba ataupun investasi yang tidak syariah-compliant). Itu ada pilihannya di sistem yang berisi aturan terkait pendanaan yang rutin diakses oleh penerima beasiswa LPDP. Alhamdulillah, untuk keamanan lebih, saya pilih pendanaan syariah.
.
Jadi, alhamdulillah isu LPDP sudah clear.. 🙂