Fajri Dodol: Ketika Kesalahan Upload Nilai berujung Tangis Darah

Karena lagi suntuk ngoreksi, saya tiba-tiba kepingin cerita tentang salah satu pengalaman gokil waktu ngoreksi dulu. Sebenarnya ya banyak pengalaman gokil waktu ngoreksi, terutama jawaban-jawaban gokil mahasiswa yang saya kompilasi di sini (silahkan diklik). Tapi kali ini insidennya lain.

Saat itu tahun 2016 awal, saya ingat betul itu saya ngoreksi ujian tengah semester pada mata kuliah International Organisation Law. Ngoreksinya sampai lewat tengah malam, dan udah teler buanget. Setelah selesai mengoreksi, saya meng-upload nilai di blog saya dan dibagikan ke mahasiswa melalui WhatsApp dan juga saya post di Facebook. Sekitar jam 2 pagi, itu saya tidur.

Yang tidak saya sadari adalah, karena sudah teler, saya banyak salah menulis nilainya terbolak balik angkanya. Yang nilainya 91 saya malah tulis 19, yang 94 saya tulis 49, bahkan yang dapat nilai 101 (saya kadang kasih bonus lebih, ternyata sampai melebihi 100% karena tanpa bonus pun nilai mereka mendekati atau bahkan mencapai 100) malah saya tulis 11. Kacaaaaauuu

Jam 4 lewat saya bangun untuk shalat subuh, dan ternyata di HP saya sudah ada entah berapa ratus pesan dan belasan missed call. Semuanya dari mahasiswa. Semua pesannya itu, intinya mahasiswa menanyakan apakah bisa ketemu untuk “transparansi nilai”. Saya fikir, wow, semester sebelumnya saya ngajar mereka nggak seantusias ini. Bagus, saya fikir, mereka ingin evaluasi untuk perform lebih baik setelah UTS.

Bahkan, yang saya terkejut, sebagian dari mereka yang minta ketemu adalah yang saya ingat betul nilainya di atas 90 bahkan ada yang nilainya di atas 100. Dan mereka masih ingin mendiskusikan jawaban mereka. Wow, semangat mereka sangat tinggi, fikir saya.

Ada pula mahasiswa yang menanyakan lebih frontal tapi membela temannya. Percakapannya agak aneh. Kira-kira seperti ini.

RW: “Mas.. Kenapa si KR bisa dapat nilai segitu? Setahu saya dia mahasiswa yang sangat cerdas dan bekerja keras”

Fajri: “Ya karena dia cerdas dan bekerja keras itulah dia bisa dapat nilai segitu”

RW: ?????

Akhirnya jelang siang saya baru menyadari kesalahan saya. Makanya dari tadi pagi kok aneh banget semuanya, dan sekarang baru ngeh ada apa gerangan. Langsung saya perbaiki dan share ulang link-nya dan meminta maaf ke semuanya. Ternyata banyak juga yang udah nangis darah karena merasa udah kerja sangat keras, juga merasa bisa mengerjakan, tiba-tiba nilainya kok rendah. Dan, ini saya bilang “nangis” ini beneran banyak yang nangis (walaupun ya nggak literally darah juga sih ya) duh Gusti Allah dodol bener gw ya ampooon

Tapi, ajaibnya, mayoritasnya happy ending. Somehow, dari sekian banyak yang salah, nggak ada yang nilainya aslinya jelek keliru ketulis bagus. Semuanya dari bagus ketulis jelek.

Satu saja yang agak sedih. Setelah saya umumkan nilai yang benar dan yang nangis-nangis sedih tadi ganti nangis haru dan Bahagia, ada satu mahasiswa yang menghubungi saya.

BD: “Mas, ini nilai saya tertera 39. Apakah ada kekeliruan?”

Anak ini pasti berharap banget.

Fajri: “Em… sorry, itu udah bener…”

BD: ☹